Monday, January 30, 2012

DIALOG ANTARA AL HAQ & AL BATHIL



Suatu hari, al haq dan al hathil berjalan beriringan menuju sebuah tempat. Di tengah perjalanan, terjadi dialog di antara keduanya. Al bathil berkata, "Kepalaku lebih tinggi darimu." Al haq menjawab, "Tapi kaki pijakanku lebih kuat darimu." Al bathil berucap, "Aku lebih kuat darimu." Al haq menimpali, "Tapi aku lebih kekal darimu." "Bersamaku orang-orang yang kuat dan terhormat," kata al bathil melanjutkan ucapannya. Al haq menyitir ayat, "Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri pembangkang-pembangkang yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tiada memperdaya melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya." (6: 123). Al bathil menutup dialognya, "Aku sanggup membunuhmu sekarang juga." Namun al haq dengan senyum optimis menjawab, "Tapi anak-anak keturunanku, suatu saat pasti akan membunuhmu." (hakadza 'allamatni al hayat, DR. Mustafa Siba'i rahimahullah).

Saudaraku… Pertentangan dan permusuhan antara kebenaran dan kebathilan dimulai sejak diciptakannya nenek moyang manusia, yaitu Adam a.s dan Iblis laknatullah. Di setiap zaman dan tempat, al haq dan al bathil selalu memiliki pengikut yang tak sedikit. Pengikut al haq tidak pernah sepi walau pun berada di sebuah daerah yang mayoritas mendukung kebathilan. Sebagaimana pengikut kebathilan akan terus tumbuh di tempat yang dihuni oleh para pejuang kebenaran. Dan hatta di negeri yang disucikan sekalipun.
Seorang salafus shalih pernah berkata, "Innal ardha laa tuqaddisu ahlaha" sesungguhnya bumi itu tidak mensucikan penduduknya. Orang yang berdomisili di Mekkah belum tentu telah melaksanakan haji. Dan mereka yang menetap di Eropa, tidak seluruhnya buta huruf al Qur'an. Dan pergolakan al haq dan al bathil itu terus berlangsung hingga berakhirnya kehidupan di dunia. Namun sejarah telah mencatat, bahwa pembela kebenaran dan pendukung kebathilan memiliki penutup layar kehidupan yang berbeda. Kisah para pengibar panji kebenaran selalu ditutup dengan cerita yang manis "happy ending". Tapi alur kisah para pemboikot dan pembangkang serta musuh kebenaran selalu berakhir memilukan.

Saudaraku… Masih basah dalam ingatan kita, kisah Qarun si kufur nikmat. Yang dengan kekayaannya ia memasang badannya menghalang-halangi lajunya al haq. Maka akhirnya Allah s.w.t tenggelamkan ia dengan seluruh harta kekayaannya ke dalam bumi. Fir'aun yang menentang al haq dengan fasilitas kekuasaannya, Dia tenggelamkan ia dan bala tentaranya ke dasar laut merah. Mustafa Kamal At Taturk, menjadi contoh nyata dari akhir kehidupan pemadam cahaya Allah di Turki. Yang telah merubah azan dan shalat dengan bahasa Turki. Melarang hijab bagi wanita muslimah dan seterusnya. Ia didera penyakit yang mengenaskan sebelum ia menemui ajalnya untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatannya.

Saudaraku… Selanjutnya terserah kita. Menjadi panah-panah al haq, atau menjadi tombak-tombaknya kebatilan. Hidup adalah pilihan. Jangan sampai kita salah dalam memilih jalan hidup kita. Di zaman ini, fasilitas dan sarana cukup beragam untuk membuktikan di posisi mana kita berada. Apakah di belakang al haq atau di samping al bathil. Melalui jejaring sosial apapun kita pun bisa merangkai kalimat al haq dan menyebarkannya untuk umat. Atau sebaliknya, berapa banyak orang yang mempergunakan jejaring ini untuk kebathilan dan menyebarkannya.

Wallahu a'lam bishawab.

FB: Fir'adi Nasrudin

No comments: