Tuesday, January 31, 2012

Jika Anak Bertanya Tentang Tuhan



Utamanya pada masa emas 0-5 tahun, anak-anak menjalani hidup mereka dengan sebuah potensi menakjubkan, yaitu rasa ingin tahu yang besar. Seiring dengan waktu, potensi ini terus berkembang (Mudah-mudahan potensi ini tidak berakhir ketika dewasa dan malah berubah menjadi pribadi-pribadi "tak mau tahu" alias ignoran). Nah, momen paling krusial yang akan dihadapi para orang tua adalah ketika anak bertanya tentang Tuhan. Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan mahapenting ini. Salah sedikit saja, bisa berarti kita menanam benih kesyirikan dalam diri buah hati kita. Nauzubillahi min zalik.

Berikut ini saya ketengahkan beberapa pertanyaan yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya:

Tanya 1: "Bu, Tuhan itu apa sih?"

Jawablah:

"Nak, Tuhan itu Yang Menciptakan segala-galanya. Langit, bumi, laut, sungai, batu, kucing, cicak, katak, burung, semuanya, termasuk menciptakan nenek, kakek, ayah, ibu, juga kamu." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

Tanya 2: "Bu, bentuk Tuhan itu seperti apa?"

Jangan jawab begini:

"Bentuk Tuhan itu seperti anu ..ini..atau itu...." karena jawaban seperti itu pasti salah dan menyesatkan.

Akan tetapi jawablah begini:

"Adek tahu kan, bentuk sungai, batu, kucing, kambing, semuanya. nah, bentuk Tuhan itu tidak sama dengan apa pun yang pernah kamu lihat. Sebut saja bentuk apa pun, bentuk Tuhan itu tidak sama dengan apa yang akan kamu sebutkan." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)


فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya : "(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat." (QS Asy-Syuraa : 11)

Tanya 3: "Bu, kenapa kita gak bisa lihat Tuhan?
Jangan jawab begini:

Karena Tuhan itu gaib, artinya barang atau sesuatu yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

Jawaban bahwa Tuhan itu gaib (semata), jelas bertentangan dengan ayat berikut ini.
Al-Hadid (57) ayat 3 :

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya : "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir; Yang Zahir dan Yang Batin ; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."

Dikhawatirkan, imajinasi anak yang masih polos akan mempersamakan gaibnya Tuhan dengan hantu, jin, malaikat, bahkan peri dalam cerita dongeng. Bahwa dalam ilmu Tauhid dinyatakan bahwa Tuhan itu nyata senyata-nyatanya; lebih nyata daripada yang nyata, sudah tidak terbantahkan.

Apalagi jika kita menggunakan diksi (pilihan kata) "barang" dan "sesuatu" yang ditujukan pada Tuhan. Bukankah sudah jelas dalil Surat Asy-Syuraa di atas bahwa Allah itu "Allah itu bukan sesuatu;" "tidak sama dengan sesuatu;" melainkan Pencipta segala sesuatu.

Jawablah begini:

"Mengapa kita tidak nampak Allah?"
Bisa kita jawab dengan balik bertanya padanya (sambil melatih adik comel berpikir retoris )
"Adik bisakah melihat matahari yang terang itu langsung? Tidak 'kan..karena mata kita bisa jadi buta. Nah, melihat matahari aja kita tak sanggup. Jadi, bagaimana kita melihat Pencipta matahari itu. Iya 'kan?!"

Atau bisa juga beri jawaban:

Adek, lihat langit yang luas dan 'besar' itu 'kan? Yang kita lihat itu baru secuil dari bentuk langit yang sebenarnya. Adek gak bisa lihat ujung langit 'kan?! Nah, kita juga gak bisa melihat Allah karena Allah itu Pencipta langit yang besar dan luas tadi. Itulah maksud kata Allahu Akbar waktu kita shalat. Allah Mahabesar.

Silakan hadapkan bawah telapak tangan Adek ke arah wajah. Bisa terlihat garis-garis tangan Adek 'kan? Nah, kini dekatkan tangan sedekat-dekatnya ke mata Adek. Masih terlihat jelaskah jemari adek setelah itu?

Kesimpulannya, kita tidak bisa melihat Allah karena Allah itu Mahabesar dan teramat dekat dengan kita. Meskipun demikian, tetapkan Allah itu ADA. "Dekat tidak bersekutu, jauh tidak ber-antara."

Jangan jawab begini:

"Nak, Tuhan itu ada di atas. atau di surga."
Jawaban seperti ini menyesatkan logika anak karena di luar angkasa tidak ada arah mata angin atas-bawah-kiri-kanan-depan-belakang. Jika dikatakan di surga, berarti lebih besar surga daripada Tuhan. berarti prinsip Allahu Akbar itu bohong?

Juga jangan jawab begini:

"Nak, Tuhan itu ada di mana-mana."
Dikhawatirkan anak akan otomatis berpikiran Tuhan itu banyak dan terbagi-bagi, seperti para freemason atau politeis Yunani Kuno.

Jawablah begini:

"Nak, Tuhan itu dekat dengan kita. Tuhan itu selalu ada di hati setiap orang yang shaleh, termasuk di hati kamu, Sayang. Jadi, Tuhan selalu ada bersamamu di mana pun kamu berada."

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Artinya : "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS Al-Baqarah : 186)

Tanya 5: "Bu, kenapa kita harus nyembah Tuhan?"

Jangan jawab begini:

"Karena kalau kamu tidak menyembah Tuhan, kamu akan dimasukkan ke neraka. Kalau kamu menyembah Tuhan, kamu akan dimasukkan ke surga."

Jawaban seperti ini akan membentuk paradigma (pola pikir) pamrih dalam beribadah kepada Tuhan, bahkan menjadi benih syirik halus (khafi). Hal ini juga yang menyebabkan banyak orang menjadi ateis karena menurut akal mereka, "Masak sama Tuhan kayak dagang aja! Yang namanya Tuhan itu berarti butuh penyembahan! Tuhan kayak anak kecil aja, kalau diturutin maunya, surga; kalau gak diturutin, neraka!!"

وَهُوَ مَعَكُمۡ أَيۡنَ مَا كُنتُمۡ‌ۚ

Artinya : "Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada." (QS Al-Hadid : 4)

وَلِلّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّواْ فَثَمَّ وَجْهُ اللّهِ

Artinya : "Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah." (QS Al-Baqarah : 115)

"Tuhan sering lho bicara sama kita. misalnya, kalau kamu teringat untuk bantu Ibu dan Ayah, tidak berantem sama kakak, adek atau teman, tidak malas belajar, tidak susah disuruh makan. nah, itulah bisikan Tuhan untukmu, Sayang." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

وَٱللَّهُ يَهۡدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ

Artinya : "Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus." (QS Al-Baqarah : 213)

"Orang yang menyembah surga, ia mendambakan kenikmatannya, bukan mengharap Penciptanya. Orang yang menyembah neraka, ia takut kepada neraka, bukan takut kepada Penciptanya." (Syaikh Abdul Qadir al-Jailani)

Jawablah begini:

"Nak, kita menyembah Tuhan sebagai wujud bersyukur karena Tuhan telah memberikan banyak kebaikan dan kemudahan buat kita. Contohnya, Adek sekarang bisa bernapas menghirup udara bebas, gratis lagi. kalau mesti bayar, 'kan Ayah sama Ibu gak akan bisa bayar. Di sungai banyak ikan yang bisa kita pancing untuk makan, atau untuk dijadikan ikan hias di akuarium. Semua untuk kesenangan kita.

Kalau Adek gak nyembah Tuhan, Adek yang rugi, bukan Tuhan. Misalnya, kalau Adek gak nurut sama ibu-bapak guru di sekolah, Adek sendiri yang rugi, nilai Adek jadi jelek. Isi rapor jadi kebakaran semua. Ibu-bapak guru tetap saja guru, biar pun kamu dan teman-temanmu gak nurut sama ibu-bapak guru." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ عَنِ ٱلۡعَـٰلَمِينَ

Artinya : "Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya [tidak memerlukan sesuatu] dari semesta alam." (QS Al-Ankabut : 6)

Katakan juga pada anak:

"Adek mulai sekarang harus belajar cinta sama Tuhan, lebih daripada cinta sama Ayah-Ibu, ya?! (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

"Kenapa, Bu?"

"Karena suatu hari Ayah sama Ibu bisa meninggal dunia, sedangkan Tuhan tidak pernah mati. Nah, kalau suatu hari Ayah atau Ibu meninggal, kamu tidak boleh merasa kesepian karena Tuhan selalu ada untuk kamu. Nanti, Tuhan juga akan mendatangkan orang-orang baik yang sayang sama Adek seperti sayangnya Ayah sama Ibu. Misalnya, Paman, Bibi, atau para tetangga yang baik hati, juga teman-temanmu."

"Dan mulai sekarang rajin-rajin belajar Iqra supaya nanti bisa mengaji Quran. Mengaji Quran artinya kita berbicara sama Tuhan." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

Pentingnya pendidikan dini sejak dalam kandungan

Sebelum ilmuwan Barat menemukan dan menyarankan para ibu hamil agar memperdengarkan musik klasik untuk meningkatkan IQ janin yang sedang dikandungnya, tradisi muslim sudah melakukan hal serupa. Para orang tua muslim yang sedang menunggu momongan lahir dianjurkan untuk lebih rajin mengaji atau memperdengarkan rekaman resitasi al-Quran.

Seorang arif billah berkata pada saya, sebenarnya adanya hukum tajwid dalam Quran, selain untuk tujuan akurasi pelafalan (tartil), juga merupakan alunan nada Yang Qadim. Dengarkan dengan saksama sambil tafakur tanpa berpikir apa-pun dan tanpa hati berbisik-bisik apa pun. Dengarkan dengan syir hati, kata beliau. Mencerdaskan akal dan hati sehingga tersingkirlah kegelapan syirik dalam diri. Allahua'lam.

Kesalahan orang tua muslim masa kini adalah lebih sibuk mencarikan les-les bahasa Inggris, matematika, atau piano. Mereka bangga anaknya sudah bisa bahasa Inggris atau nilai matematikanya bagus. Mereka tidak prihatin atau sedih kalau anak-anaknya belum mengenal huruf-huruf hijaiyyah. huruf-huruf yang mengantarkan anak-anak juga orang tuanya pada keridhaan dan kasih sayang Tuhan di dunia dan di akhirat.

Ya Allah, jika kini Engkau belum karuniai kami keturunan, maka karuniailah kami dan karuniai juga atas kami kemampuan untuk menjaga amanat-Mu ini sehingga keturunan kami menjadi insan-insan yang Engkau ridai. Amin.

Source: artikelislami

Monday, January 30, 2012

DIALOG ANTARA AL HAQ & AL BATHIL



Suatu hari, al haq dan al hathil berjalan beriringan menuju sebuah tempat. Di tengah perjalanan, terjadi dialog di antara keduanya. Al bathil berkata, "Kepalaku lebih tinggi darimu." Al haq menjawab, "Tapi kaki pijakanku lebih kuat darimu." Al bathil berucap, "Aku lebih kuat darimu." Al haq menimpali, "Tapi aku lebih kekal darimu." "Bersamaku orang-orang yang kuat dan terhormat," kata al bathil melanjutkan ucapannya. Al haq menyitir ayat, "Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri pembangkang-pembangkang yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tiada memperdaya melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya." (6: 123). Al bathil menutup dialognya, "Aku sanggup membunuhmu sekarang juga." Namun al haq dengan senyum optimis menjawab, "Tapi anak-anak keturunanku, suatu saat pasti akan membunuhmu." (hakadza 'allamatni al hayat, DR. Mustafa Siba'i rahimahullah).

Saudaraku… Pertentangan dan permusuhan antara kebenaran dan kebathilan dimulai sejak diciptakannya nenek moyang manusia, yaitu Adam a.s dan Iblis laknatullah. Di setiap zaman dan tempat, al haq dan al bathil selalu memiliki pengikut yang tak sedikit. Pengikut al haq tidak pernah sepi walau pun berada di sebuah daerah yang mayoritas mendukung kebathilan. Sebagaimana pengikut kebathilan akan terus tumbuh di tempat yang dihuni oleh para pejuang kebenaran. Dan hatta di negeri yang disucikan sekalipun.
Seorang salafus shalih pernah berkata, "Innal ardha laa tuqaddisu ahlaha" sesungguhnya bumi itu tidak mensucikan penduduknya. Orang yang berdomisili di Mekkah belum tentu telah melaksanakan haji. Dan mereka yang menetap di Eropa, tidak seluruhnya buta huruf al Qur'an. Dan pergolakan al haq dan al bathil itu terus berlangsung hingga berakhirnya kehidupan di dunia. Namun sejarah telah mencatat, bahwa pembela kebenaran dan pendukung kebathilan memiliki penutup layar kehidupan yang berbeda. Kisah para pengibar panji kebenaran selalu ditutup dengan cerita yang manis "happy ending". Tapi alur kisah para pemboikot dan pembangkang serta musuh kebenaran selalu berakhir memilukan.

Saudaraku… Masih basah dalam ingatan kita, kisah Qarun si kufur nikmat. Yang dengan kekayaannya ia memasang badannya menghalang-halangi lajunya al haq. Maka akhirnya Allah s.w.t tenggelamkan ia dengan seluruh harta kekayaannya ke dalam bumi. Fir'aun yang menentang al haq dengan fasilitas kekuasaannya, Dia tenggelamkan ia dan bala tentaranya ke dasar laut merah. Mustafa Kamal At Taturk, menjadi contoh nyata dari akhir kehidupan pemadam cahaya Allah di Turki. Yang telah merubah azan dan shalat dengan bahasa Turki. Melarang hijab bagi wanita muslimah dan seterusnya. Ia didera penyakit yang mengenaskan sebelum ia menemui ajalnya untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatannya.

Saudaraku… Selanjutnya terserah kita. Menjadi panah-panah al haq, atau menjadi tombak-tombaknya kebatilan. Hidup adalah pilihan. Jangan sampai kita salah dalam memilih jalan hidup kita. Di zaman ini, fasilitas dan sarana cukup beragam untuk membuktikan di posisi mana kita berada. Apakah di belakang al haq atau di samping al bathil. Melalui jejaring sosial apapun kita pun bisa merangkai kalimat al haq dan menyebarkannya untuk umat. Atau sebaliknya, berapa banyak orang yang mempergunakan jejaring ini untuk kebathilan dan menyebarkannya.

Wallahu a'lam bishawab.

FB: Fir'adi Nasrudin

Syair Tombo Ati 1


Diri hendak menegakkan adat... Tapi salah pula jika melawan syariat... Ajaran Agamalah yang mesti diperkuat... Agar umat tidak tersesat.

Jangan marah sekiranya disinggung... Jgn berbangga jika disanjung... Jangan selalu mempermasalahkan untung... Jangan beramal selalu mau dihitung.

Jika pulang senanglah hati... Segala bekal disediakan untuk perjalanan nanti... Waktu luang pastilah dicari-cari... Pulang yang baik jika bekal mencukupi.

Bagaimana jika pulang ke alam baka... Itu sama dgn pulang juga... Di dunia ini kita perantau semata-mata... Maka pulang jugalah kita kehadirat ALLAH Ta'ala.

Kitapun jangan mau nekat... Bekal sedikit mau plg kekampung akherat... Namun umur tak tahu kapan diangkat... Persiapan barang bekal kita haruslah berat.

Jika hidup banyak berjanji... Dengan suami istri mau hidup semati... Begitu di kubur ketika mati... Ia tidak ikut malah cari pengganti.

Perantau harus plg... Jgn lupa kampung diri seorang... Saling mengingatkanlah kita dengan senang... Jauhilah dikampung orang apa yang dipantang.

Perantau harus pulang... Tujuan dan jalan kita mesti dibentang... Perjalanan kita masih panjang... Kehadirat ALLAH kita pasti akan pulang.

Salam ya Salam... Salam berhatur memuji Khalikul Alam... Semoga ini membuat hati menjadi tentram... Perenung diri siang dan malam.

Sudah siapkah kita pulang... Jadwal keberangkatan ALLAH yg merancang... Tak peduli tua muda anak istri suami saudara sahabat akan dikenang... Sampailah jumpa jika kita berumur panjang....

Source: FB