Thursday, November 12, 2009

Bila Al Qur'an Bisa Bicara


Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu' aku kau sentuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra

Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah...
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu

Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?
Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu
Kadangkala aku dijadikan mas kimpoi agar engkau dianggap bertaqwa

Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan
Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian
Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.
Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman
Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....

Sekarang... pagi-pagi sambil minum kopi...engkau baca Koran pagi atau nonton berita TV.
Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia
Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa.
Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan...

Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surahku (Basmalah)
Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Alloh yang terdapat padaku di laci mobilmu
Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu
Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku

Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu

Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku
Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV
Menonton pertandingan Liga Italia , musik atau Film dan Sinetron laga
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah

Waktupun cepat berlalu...aku menjadi semakin kusam dalam lemari
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu
Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu
Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.

Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan ? Bila
engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba Engkau akan
diperiksa oleh para malaikat suruhanNya
Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya.

Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...kuranglah jatah umurmu...
Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu..
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu
Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu.

Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti....
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan
Yang akan membantu engkau membela diri
Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu Dari perjalanan di alam akhirat
Tapi Akulah "Qur'an" kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu

Peganglah aku lagi . .. bacalah kembali aku setiap hari
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci
Yang berasal dari Alloh, Tuhan Yang Maha Mengetahui
Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah.

Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu...
Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu

Sentuhilah aku kembali...
Baca dan pelajari lagi aku....
Setiap datangnya pagi dan sore hari
Seperti dulu....dulu sekali...
Waktu engkau masih kecil , lugu dan polos...
Di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan aku engkau biarkan sendiri....
Dalam bisu dan sepi....
Mahabenar Allah, yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana

Antara Lobak, Telur dan Kopi, Engkau Yang Mana?


Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya. Dia bertanya mengapa hidup ini terasa begitu sukar dan menyakitkan. Dia tidak tahu bagaimana untuk menghadapinya. Dia nyaris menyerah kalah dalam kehidupan. Setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya yang bekerja sebagai tukang masak membawa anaknya itu ke dapur. Dia mengisi tiga buah panci dengan air dan mendidihkannya di atas kompor. Setelah air di dalam ketiga panci tersebut mendidih, dia memasukkan lobak merah ke dalam panci pertama, telur dalam panci kedua, dan serbuk kopi dalam panci terakhir.

Dia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak tertanya-tanya dan menunggu dengan tidak sabar sambil memikirkan apa yang sedang dilakukan oleh ayahnya.

Setelah 20 menit, si ayah mematikan api. Dia menyisihkan lobak dan meletakannya dalam mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya dalam mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lain.

Lalu dia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, Nak?"
"Lobak, telur dan kopi", jawab si anak.
Ayahnya meminta anaknya memakan lobak itu. Dia melakukannya dan mengakui bahwa lobak itu nikmat.
Ayahnya meminta dia mengambil telur itu dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, dia dapati sebiji telur rebus yang matang. Terakhir, ayahnya meminta untuk minum kopi. Dia tersenyum ketika meminum kopi dengan keharuman aroma. Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, ayah?"

Si ayah, sambil tersenyum menerangkan bahawa ketiga bahan itu telah menghadapi kesulitan yang sama, direbus dalam air dengan api yang panas tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda. Lobak sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, lobak menjadi lembut dan mudah dimakan. Telur mudah pecah dengan isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.

Serbuk kopi pula mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, serbuk kopi mengubah warna dan rasa air tersebut.
"Kamu termasuk golongan yang mana? Air panas yang mendidih itu umpama kesukaran dan dugaan yang bakal kamu lalui. Ketika kesukaran dan kesulitan itu mendatangimu, bagaimana harus kau menghadapinya ?

Apakah kamu seperti lobak, telur atau kopi?" tanya ayahnya.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita adalah lobak yang kelihatan keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kita menyerah menjadi lembut dan kehilangan kekuatan. Atau, apakah kita adalah telur yang pada awalnya memiliki hati lembut, dengan jiwa yang dinamis? Namun setelah adanya kematian, patah hati, perpisahan atau apa saja cobaan dalam kehidupan akhirnya kita menjadi menjadi keras dan kaku.

Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kita menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku? Atau adakah kita serbuk kopi? Yang mampu mengubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, menjadi sarana mengubah dirinya mencapai kualitas yang lebih tinggi lagi. Jika kita seperti serbuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk atau memuncak, kita akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan disekitar kita juga menjadi semakin baik.

Antara lobak, telur dan kopi, engkau yang mana?

Wednesday, November 11, 2009

Me & My Father


أنا وأبي

Me & My Father

وأنا عمري 4 أعوام :أبي هو الأفضل

When I was 4 Yrs Old: My father is THE BEST

وأنا عمري 6 أعوام: أبي يعرف كل الناس

When I was 6 Yrs Old : My father seems to know everyone

وأنا عمري 10 أعوام: أبي ممتاز ولكن خلقه ضيق

When I was 10 Yrs Old : My father is excellent but he is short tempered

وأنا عمري 12عاما : أبي كان لطيفا عندما كنت صغيرا

When I was 12 Yrs Old : My father was nice when I was little

وأنا عمري 14 عاما: أبي بدأ يكون حساسا جدا

When I was 14 Yrs Old : My father started being too sensitive

وأنا عمري 16 عاما: أبي لا يمكن أن يتماشى مع العصر الحالي

When I was 16 Yrs Old: My father can't keep up with modern time

وأنا عمري 18 عاما: أبي ومع مرور كل يوم يبدو كأنه أكثر حدة

When I was 18 Yrs Old: My father is getting less tolerant as the days pass by

وأنا عمري 20 عاما: من الصعب جدا أن أسامح أبي، أستغرب كيف استطاعت أمي أن تتحمله

When I was 20 Yrs Old: It is too hard to forgive my father, how could my Mum stand him all these years

وأنا عمري 25 عاما: أبي يعترض على كل موضوع

When I was 25 Yrs Old: My father seems to be objecting to everything I do

وأنا عمري 30 عاما: من الصعب جدا أن أتفق مع أبى ، هل ياترى تعب جدى من أبي عندما كان شابا

When I was 30 Yrs Old: It's very difficult to be in agreement with my father, I wonder if my Grandfather was troubled by my father when he was a youth

وأنا عمري 40 عاما: أبي رباني في هذه الحياة مع كثير من الضوابط، ولابد أن أفعل نفس الشيء

When I was 40 Yrs Old: My father brought me up with a lot of discipline, I must do the same

وأنا عمري 45 عاما: أنا محتار، كيف أستطاع أبي أن يربينا جميعا

When I was 45 Yrs Old: I am puzzled, how did my father manage to raise all of us

وأنا عمري 50 عاما: من الصعب التحكم في أطفالي، كم تكبد أبي من عناء لأجل أن يربينا ويحافظ علينا

When I was 50 Yrs Old: It s rather difficult to control my kids how much did my father suffer for the sake of upbringing and protecting us

وأنا عمري 55 عاما: أبي كان ذا نظرة بعيدة وخطط لعدة أشياء لنا، أبي كان مميزا ولطيفا.

When I was 55 Yrs Old: My father was far looking and had wide plans for us, he was gentle and outstanding

وأنا عمري 60 عاما: أبي هو الأفضل

When I become 60 Yrs Old: My father is THE BEST

جميع ما سبق احتاج إلى 56 عاما لإنهاء الدورة كاملة ليعود إلى نقطة البدء الأولى عند الـ 4 أعوام ' أبي هو الأفضل '

Note that it took 56 Yrs to complete the cycle and return to the starting point 'My father is THE BEST

فلنحسن إلى والدينا قبل أن يفوت الأوان ولندع الله أن يعاملنا أطفالنا أفضل مما كنا نعامل والدينا! .

Let's be good to our parents before it's too late and pray to Allah that our own children will treat us even better than the way we treated our parents

قال تعالى: ' وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا واخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا'

الإسراء آية 23

Thy Lord hath decreed, that ye worship none save Him, and (that ye show) kindness to parents. If one of them or both of them attain old age with thee, say not 'Fie' unto them nor repulse them, but speak unto them a gracious word.

Monday, November 2, 2009

Pemijat Itu Bisa Bangun Masjid dan Kampungnya



SURABAYA - Menjadi tukang pijat belumlah cukup. Sumirah nyambi jadi tukang sol sepatu, penjahit, dan pekerja pabrik. Sebagian hasil keringatnya itu ia gunakan untuk membangun madrasah, masjid, mushala, dan mengurus anak yatim. Ternyata, beramal tidak harus menunggu kaya.

Penolakan halus langsung diucapkan Sumirah, pimpinan Panti Asuhan Yatim Piatu Amanah, Rungkut, Surabaya, saat akan diwawancarai Surya untuk tulisan ini. "Saya ini apalah mbak, kok pakai diwawancarai. Masih banyak yang lebih bagus, lebih pintar, dan lebih hebat," elaknya saat ditemui di Panti Asuhan Amanah sekaligus rumahnya di Jalan Pandugo Gg II Nomor 30 B, Rungkut, Senin (15/9).

Secara materi, Sumirah memang belum bisa dibandingkan dengan pengusaha sukses. Namun, kekayaan hati Sumirah mungkin hanya dimiliki segelintir orang pada abad ini.

Perempuan kelahiran 3 April 1965 ini tak cukup mengelola panti asuhan. Ia mendirikan madrasah, masjid, dan mushala di kampungnya, Pacitan. Mungkin juga sulit dipercaya, Sumirah menghidupi anak-anak yatim dengan menjadi tukang pijat panggilan.

Rasa empati Sumirah sudah terpupuk sejak kecil. Ia terbiasa bergaul dengan anak-anak yatim asuhan almarhum Atmorejo, ayahnya. "Saat itu ada 100 anak yatim dan anak-anak lain yang berlatih ilmu kanuragan (kebatinan) di rumah. Mereka semua tinggal di rumah," kata ibu lima anak ini.

Secara materi Sumirah kecil tercukupi, tetapi didikan ayahnya tidak membuatnya manja. Bahkan, sejak kelas II SD ia sudah menjadi tukang pijat alternatif, warisan keahlian turun temurun. Duitnya "ditabung" di mushala di Desa Kembang, Kecamatan Pacitan.

"Saat itu saya masih ingat nasihat ayah, 'Kalau kamu punya rezeki, 50 persen untuk kamu dan 50 persen lagi untuk mushala. Pasti rezeki itu akan barokah'," ujarnya.

Pesan almarhum ayahnya terus diingat Sumirah. Setiap rupiah yang dihasilkan selalu disisihkan untuk mushala. Begitu pula ketika orderan memijat merambah hingga Madiun, bahkan Semarang.

Saat SMP Sumirah dan kakaknya hijrah ke Jakarta. Di kota megapolitan ini Sumirah tidak tertarik mencicipi pekerjaan lain. Kebetulan, kemampuan memijatnya tersohor hingga ke Jawa Barat. Pada 1986 Sumirah dan suami mencari peruntungan di Surabaya. Di kota ini selain tetap memijat, ia bekerja di pabrik PT Horison Sintex (sekarang Lotus). Ia hanya masuk pabrik hari Selasa, Rabu, dan Kamis.

Namun, dua profesi itu belum cukup. Merasa waktunya masih senggang, Sumirah mencari pekerjaan sampingan. Ia menjadi tukang sol sepatu, menjahit baju, dan tukang keriting rambut. "Karena pekerjaan banyak, rata-rata saya hanya tidur dua jam sehari. Mijat saja sehari hingga 20 kali," katanya sambil tersenyum.

Kerja keras itu impas dengan hasilnya. Sehari, tidak kurang ia mengantongi Rp 2 juta. Namun, limpahan uang itu tidak membuatnya mabuk. Uang itu dialirkan untuk membangun madrasah, mushala-mushala, dan masjid di desanya. Sumirah enggan menyebut nama mushala itu. "Nanti saya ndak diridaikalau pamer," katanya.

Suatu ketika, Sumirah pulang kampung. Jalan di desanya tidak bisa dilewati karena rusak berat. Prihatin, ia dan suaminya memperkeras seluruh jalan itu dengan paving blok. Walhasil, rencana naik haji seketika batal karena simpanan Rp 60 juta habis untuk ongkos paving.

"Saya tidak pernah menyimpan uang di bank. Bukan apa-apa, tapi karena tanda tangan saya tidak pernah sama. Itu tentu tidak boleh kan?" katanya.

Hidup Sumirah teruji saat dia melihat banyak anak telantar di sekitar kampungnya. Dia nekat menampung 54 anak yatim itu di rumahnya yang berukuran 2,5 meter x 13 meter. "Sebagian dari mereka saya koskan di depan rumah. Saya sewa tiga kamar," katanya.

Masalah datang ketika anak asuhnya ndableg dengan menghabiskan air dan sabun milik ibu kos. Sekitar pukul 21.00 anak-anak itu diusir. "Mereka saya tampung di rumah saya. Jadi, mereka tidur sambil duduk," kata Sumirah.

Esoknya, Sumirah mencari kontrakan untuk mereka. Tawaran kontrakan Rp 4 juta ditolak karena Sumirah tak punya duit. Di tengah kesulitan ia berdoa. Mendadak ada semacam dorongan untuk menghubungi Pak Triyono, dermawan dari Barata Jaya, Surabaya. Sumirah kaget, Pak Triyono memberinya zakat maal (zakat kekayaan) sejumlah Rp 4 juta. "Agar tidak mengganggu penduduk kampung, pagi-pagi sekali kami pindahan," katanya.

Panti Asuhan Amanah kini menampung 60 anak yatim, dibangun Sumirah pada 1996. Mereka kanak-kanak hingga remaja. Belum lama ini Sumirah mengasuh balita yang ditinggal mati bapaknya. Amelia, balita itu, sekarang berumur sembilan bulan. "Oh ya, Saya sudah menikahkan 13 anak di sini, 16 Oktober nanti saya mantu lagi," ujarnya dengan mata berbinar.

Untuk mencukupi hidup anak asuhnya, Sumirah tidak mengandalkan bantuan donatur yang sebagian adalah pelanggan pijatnya. Selepas subuh, anak yatim itu berdagang kelapa kupas, sayuran, dan bumbu. Sumirah dan suami juga membuka toko kelontong.

Mengakhiri kisahnya, Sumirah sempat bilang, "Pergunakanlah mata hati. Banyak orang pintar yang belum tentu mengerti." (MUSAHADAH)

Source: http://www.kompas.com

Saturday, October 31, 2009

Sekecil Apapun Amal Tidak Akan Sia-sia



Sekecil apa pun kebaikan yang kita lakukan sebenarnya tidaklah sia-sia, baik untuk orang lain maupun untuk diri kita sendiri.

Dan yang lebih dari itu adalah bahwa kebaikan yang kita perbuat mengalami snowball effect (semakin lama menggelinding, semakin besar bolanya).

Itulah mungkin sebabnya Sayyidina Muhammad al-Bagir menasehati putranya, Sayyidina Jaâfar ash-Shadiq,..duhai anakku, sesungguhnya Allah SWT menyembunyikan tiga di balik tiga :

1. Ia menyembunyikan ridha-Nya di dalam ketaatan kepada-Nya.
Karena itu, janganlah kau remehkan sekecil apapun ketaatan karena mungkin di situlah terletak ridha-Nya.

2. Ia menyembunyikan amarah-Nya dalam maksiat.
Karena itu, janganlah kau remehkan sekecil apapun perbuatan maksiat karena mungkin di situlah terletak amarah-Nya.

3. Ia menyembunyikan kekasih-Nya di antara makhluk-makhluk-Nya.
Karena itu, janganlah kau remehkan sehina apapun makhluk-Nya, karena mungkin ia adalah kekasih Allah.

Allahu'alam.

Send from : Majelis Ta'lim Raudhatul Musthafa

Thursday, October 22, 2009

Belajar Dari Kesahajaan Buruh Nepalis


Gedung tempat kami tinggal tergolong baru. Berlantai lima. Masih tampak cukup bagus. Meski bukan Barak Obama yang tinggal, tapi cocok jika namanya Nobel Residence. Belum juga 3 tahun umurnya. Di Doha, tinggal di gedung semacam ini, tidak semua orang mampu membayar biaya sewanya. Mahal sekali buat ukuran Indonesia. Per bulannnya, bisa mencapai tidak kurang dari 20 juta. Di Jakarta, jumlah yang sama, kita bisa tinggal di rumah mewah. Tapi lain Jakarta, lain pula Qatar. Di dalamnya, tentu orang-orang yang penghasilannya cukup mapan. Semua penghuninya punya mobil. Setidaknya itu yang saya tahu. Dan yang kedua, mereka pasti menduduki posisi yang tidak sembarangan di tempat kerja. Jika tidak, jangan harap mampu menyewa apartemen seperti itu.

Di depan gedung kami, justru berbanding terbalik. Jangankan gedungnya punya nama. Nomer saja juga tidak terpampang. Apalagi yang bermobil. Kalaupun ada mobil di parkir di depannya, paling-paling juga pembeli di toko grocery sebelah, yang kesulitan mencari tempat parkier. Atau paling banter bis bercat kuning yang setiap pagi-pagi sekali menjemput pegawai perusahaan, juga pada petang harinya. Saya tidak tahu berapa penghuninya, yang pasti puluhan yang berdesakan.

Setiap pagi pagi sekali, sekitar jam 5, saya biasanya melihat segerombolan orang pada duduk-duduk di emperan gedung bercat putih yang sudah usang itu. Ada yang merokok, ada pula yang sambil menyantap makanan, sarapan pagi. Beberapa orang juga tidak jarang menguap, tanda masih ngantuk. Banyak juga yang berjalan, ngobrol, sambil mengenakan baju seragam kerja. Pertanda bahwa mereka besar kemungkinan tidak memiliki waktu untuk mandi. Saya yakin, bahwa jumlah kamar mandinya amat terbatas, sehingga mereka tidak sempat mendapatkan giliran. Kalaupun dapat nantinya, mereka sangat kuatir ketinggalan bis yang umumnya tidak kenal maaf atas keterlambatan para pekerja ini.

Orang-orang yang tinggal di depan gedung kami, dan banyak lagi di sekitar area di mana kami tinggal, adalah pekerja kecil, alias buruh di Qatar, sebuah negara Islam yang tergolong kaya. Tidak saya lihat mereka yang berasal dari Indonesia. Rata-rata, sepengetahuan saya, mereka berasal dari Nepal, India, Banglades dan atau Srilanka.

Dari penampilannya, orang dapat dengan gampang sekali menebak taraf sosial-ekonomi mereka. Mulai dari wajah, cara bicara, sikap dan tingkah laku, hingga cara berpakaian. Orang-orang kebanyakan ini berangkat kerja pagi-pagi sekali, ketika para eksekutif masih tertidur lelap. Mereka adalah pekerja kasar. Pekerjaan mereka tidak lain kecuali disuruh. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk ‘berinisiatif’ dalam bekerja. Paling banter, jika diijinkan, di dalam sebuah bangunan,hanya sebatas membetulkan kayu yang roboh, atau mengambil paku yang tergeletak keluar dari tempat yang semestinya. Mereka tidak berani bicara di perusahaannya. Mereka tetap diam ketika gajinya terlambat. Ketika tidak diijinkan untuk makan siang lebih awal, atau ketika badan terasa tidak nyaman pun, harus berulang kali meminta ijin kepada supervisornya.

Berat sekali sepertinya pekerjaan orang-orang kecil yang setiap pagi hari berbaris di depan mata kepala saya ini. Meski demikian, Allah memang Maha Adil. sesekali saya melihat mereka begitu nikmat dalam tidur lelapnya dalam perjalanan menuju tempat kerja mereka yang menurut saya rata-rata adalah pekerja bangunan. Sementara para eksekutif yang kaya raya sulit sekali bisa tidur di rumah mewah di atas kasur yang mahal sekali pun.

*****
Adalah Shafiq (Baca: Syafiq). Orang asal Nepal ini secara fisik kelihatan seperti orang Banglades. Orang Nepal umumnya berkulit agak kekuningan. Sementara Banglades coklat tua. Dugaan saya salah, ketika saya tanya: “Are you from Bangladesh?” Dia jawab: “No! I am Nepali.” Dia satu di antara para pekerja yang tinggal di depan gedung kami. Setiap hari saya amati Shafiq selalu rajin ke masjid, terutama saat Maghrib dan Isya.

Postur tubuhnya pendek, kecil, berat badannya tidak lebih dari 55 kg menurut saya. Ketika saya tanya lagi apa profesinya, dia bilang ‘miscellaneous’. Sembarangan alias campuran. Jika bosnya butuh dia untuk kepentingan pekerjaan yang ada hubungannya dengan maintenance, dia akan garap. Demikian pula dengan perkayuan, pipa, listrik, dan lain-lain. Padahal, orang-orang yang tinggal di gedung kami, pasti mengaku orang-orang spesialis. Tidak mau disuruh jika bukan pekerjaannya. Tapi soal penghasilan, Shafiq ini minim sekali untuk ukuran orang-orang Qatar. Perkiraan saya sekitar 10% dari biaya sewa apartemen kami. Bisa dibayangkan, bagaimana mungkin orang semacam Shafiq bisa tinggal di tempat layak di negara semacam Qatar ini.

Bila malam Jumat tiba, ba’da maghrib, dia selalu jalan lurus dari masjid, bukannya belok ke gedung di mana dia tinggal. Saat saya tanya pergi ke mana, dia bilang menelepon keluarganya di Nepal, lewat komputer yang katanya jauh lebih murah disbanding lewat Telkom (QTel). Maklum, orang seperti Shafiq pasti tidak memiliki komputer. Jangankan punya komputer, koneksi listrik untuk nge-charge HP nya saja harus gantian antri dengan kawan-kawannya yang jumlahnya puluhan di gedung tersebut. Jadi bagaimana mungkin dia bisa punya akses internet? Shafiq tidak pernah mimpi untuk memilikinya.

Bapak lima orang anak ini suatu ketika raut mukanya menyembunyikan kesedihan. Ketika saya dekati dia katakan akan menelepon keluarganya. Siang hari ketika sedang kerja, dia mendapatkan berita duka dari seorang kerabatnya, bahwa Ibundanya telah berpulang ke rahmatullah. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Ditengah kesediahnnya, tersirat keteguhan jiwa seorang bapak yang sedang berjuang demi keluarganya di negeri orang.

Shafiq ternyata bukan seperti orang yang saya duga. Saya jadi merasa bersalah. Di bulan Ramadan, di masjid di mana kami biasa Salat berjamaah, pada waktu berbuka, selalu ramai makanan. Saya juga melihat begitu banyaknya makanan yang tersaji saat berbuka ini, sehingga banyak pula yang mubazir, terbuang. Padahal, makanan ini terlihat lezat sekali. Daging kambing, sapi dan ayam selalu menyertai, di samping buah-buahan, sayuran dan aneka menu berbuka puasa lainnya.

Dalam perjalanan dari masjid usai Salat Asar, saya bertanya kepada Shafiq, mengapa dia harus repot-repot dia belanja dan masak makanan di rumah, sementara begitu banyak makanan yang tersaji di masjid. Dalam pikiran saya, kan dia bersama rekan-rekannya bisa saja gabung duduk bersama pada saat berbuka puasa.

Tapi apa jawabannya: “Makanan itu untuk orang-orang yang tidak mampu. Bukan seperti kita, saya atau anda!” katanya. Subhanallah! Padahal, saya tahu persis, berapa jumlah penghasilan orang-orang seperti Shafiq. Jangankan untuk menyewa rumah sendiri, untuk sharing satu kamar yang berisi 4 tempat tidur saja di Doha, bisa jadi dia tidak mampu. Meski demikian, dia merasa tidak patut dikasihani dengan makanan gratis di masjid.

Sementara orang-orang eksekutif di negeri ini, banyak yang memiliki mentalitas yang rendah. Sudah mendapatkan penghasilan besar, masih juga ingin mendapatkan tambahan lagi yang lebih banyak. Jikalaupun makanan akan bisa diperoleh dengan gratis, seperti yang ada di masjid di atas, jangan-jangan yang memenuhi bukan para buruh sekelas Shafiq. Malahan penuh dengan para eksekufi kita. Astaghfirullah!

*****
Di lain kesempatan…….dalam perjalanan ke masjid menjelang Maghrib tadi, di depan saya, tiga orang asal Nepal, bersarung dan mengenakan peci putih, keluar dari gedung di mana Shafiq tinggal. Tiga orang ini selalu saya lihat bareng ketika berangkat dan pulang dari masjid. Usia mereka sebaya, sekitar 40 tahunan. Ketiga-tiganya juga buruh kasar. Pakaiannya tampak sudah tua termakan usia. Warnanya juga tidak lagi bisa dikenali aslinya. Sesekali saya melihat mereka membetulkan ikatan sarungnya yang melorot. Orang Islam Nepal ternyata juga gemar mengenakan sarung kita, Indonesia.

Dengan santainya, mereka berjalan bersama, seolah-olah jalan yang mereka lewati adalah milik mereka bertiga. Saya tahu mereka pasti tahu dan kenal Shafiq. Bedanya, Shafiq bukan kelompoknya. Sama seperti di negeri kita saja, yang kenal pun bukan berarti satu kelompok.

Orang-orang seperti para buruh asal Nepal ini kelihatan begitu bersahaja. Kelihatan sekali dari pancaran wajah mereka, bukan seperti orang-orang yang banyak bicara dan suka menuntut. Apakah karena itu membuat banyak buruh-buruh di Qatar didominasi oleh orang-orang Nepal? Wallahu a’lam. Saya lihat di banyak sektor, orang-orang Nepal ini ‘bertaburan’ di mana-mana, tidak terkeluali di tempat saya bekerja. Rendah diri, sederhana dan baik hati.

Tapi jangan dikira dibalik penampilan fisik yang kecil ini mereka lemah. Karena kita tahu, pasukan Gorka yang terkenal adalah dari Nepal yang bekas jajahan dan binaan Inggris. Hingga saat ini, Security Group yang terkenal di Timur Tengah direkrut dari Nepal.

Tiga orang yang saya amati di depan saya ini saat di masjid ternyata tidak memilih di sembarang barisan atau tempat. Mereka pilih di depan atau paling tidak baris kedua. Subhanallah! Dalam soal dunia, barangkali mereka tidak punya pilihan lain kecuali sebagai buruh karena keterbatasan kualifikasi mereka. Namun dalam soal ibadah, mereka tidak mau ketinggalan. Mereka ingin di barisan depan. Buruh-buruh ini ingin dan berani ‘bersaing’ dengan bersegera menjawab azdan serta salat di garda terdepan!

*****
Buruh. Di manapun berada, biasanya selalu dipandang dengan sebelah mata. Kelebihannya tidak pernah dicatat. Kesalahannya senantiasa dicari. Kebenarannya dianggap biasa, kekhilafannya dilipat-gandakan. Mereka bukan hanya tidak punya dalam arti materi, tetapi juga acapkali diinjak-injak martabat dan harga dirinya. Tidak jarang mereka serba salah dalam banyak hal.

Di negeri seberang, buruh-buruh kita, tidak sedikit yang mendapatkan perlakukan sewena-wena dari boss dan atau majikan mereka. Layaknya mereka tidak pernah memberikan kontribusi positif sama sekali bagi perusahaan mereka.

Buruh-buruh asal Nepal di sekitar gedung kami ini sepertinya bukan manusia-manusia istimewa di dunia modern yang sudah diwarnai dengan berbagai polusi ambisi dan reputasi, sebagaimana yang banyak terjadi di sekitar kita. Mereka membikin saya terpukau!

Mereka memang tidak memimpikan punya mobil pribadi dan memiliki tempat parkir sendiri seperti di Nobel Residence. Tapi mereka adalah sosok manusia yang berlomba-lomba menuju kebaikan guna mendapatkan ridha Allah Ta’ala.

Barangkali, demikian pikir saya, sekalipun tidak mendapatkannya di dunia ini, siapa tahu dengan seijin Allah SWT, dengan untaian kebajikan meski hanya berpredikat buruh, kelak bakal di dapatkannya ‘Nobel Residence’ yang keindahannya melebihi Puncak Himalaya di Surga kelak. Wallahu a’lam!

October 20, 2009

oleh Syaifoel Hardy - Shardy2@hotmail.com

Monday, October 19, 2009

A Story To Live



There was a blind girl who hated herself because she was blind. She hated
everyone, except her loving boyfriend. He was always there for her. She
told her boyfriend, 'If I could only see the world, I will marry you.'

One day,
someone donated a pair of eyes to her. When the bandages
came off, she was able to see everything,
including her boyfriend.

He asked her, 'Now that you can see the world, will you marry me?' The
girl looked at her boyfriend and saw that he was blind.
The sight of ! his closed eyelids shocked her.
She hadn't expected that.
The thought of looking at them the rest of her life
led her to refuse to marry him.

Her boyfriend left in tears and days later wrote a note to her
saying:
'Take good care of your eyes, my dear,
for before they were yours,
they were mine.'

This is how the human brain often works our status changes.
Only a very few remember what life was like before, and who
was always by their side in the most painful situations.
Life Is a Gift !

Today before you say an unkind word
- Think of someone who can't speak.

Before you complain about the taste of your food
- Think of someone who has nothing to eat.

Before you complain about your husband or wife
- Think of someone who's crying out to GOD for a companion.

Today before you complain about life
- Think of someone who died too! early on this earth.

Before you complain about your children
- Think of someone who desires children but they're barren...

Before you argue about your dirty house someone didn't clean or sweep
- Think of the people who are living in the streets.

Before whining about the distance you drive
-Think of someone who walks the same distance with their feet.

And when you are tired and complain about your job
- Think of the unemployed, the disabled, and thos e who wish they had your job.

But before you think of pointing the finger or condemning another
- Remember that not one of us is without sin.

And when depressing thoughts seem to get you down
- Put a smile on your face and think:
you're alive and still around.

Thursday, October 15, 2009

Ciri-ciri Orang Yang Memiliki Keikhlasan


Ciri-ciri dari orang yang memiliki keikhlasan diantaranya :

*1. Hidupnya jarang sekali merasa kecewa,*
Orang yang ikhlas dia tidak akan pernah berubah sikapnya seandainya disaat
dia berbuat sesuatu kebaikan ada yang memujinya, atau tidak ada yang
memuji/menilainya bahkan dicacipun hatinya tetap tenang, karena ia yakin
bahwa amalnya bukanlah untuk mendapatkan penilaian sesama yang selalu
berubah tetapi dia bulatkan seutuhnya hanya ingin mendapatkan penilaian yang
sempurna dari Allah SWT.

*2.Tidak tergantung / berharap pada makhluk*
Sayyidina Ali pun pernah berkata, orang yang ikhlas itu jangankan untuk
mendapatkan pujian, diberikan ucapan terima kasih pun dia sama sekali tidak
akan pernah mengharapkannya, karena setiap kita beramal hakikatnya kita itu
sedang berinteraksi dengan Allah, oleh karenanya harapan yang ada akan
senantiasa tertuju kepada keridhaan Allah semata.

*3.Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal kecil*
Diriwayatkan bahwa Imam Ghazali pernah bermimpi, dan dalam mimpinya beliau
mendapatkan kabar bahwa amalan yang besar yang pernah beliau lakukan
diantaranya adalah disaat beliau melihat ada seekor lalat yang masuk kedalam
tempat tintanya, lalu beliau angkat lalat tersebut dengan hati-hati lalu
dibersihkannya dan sampai akhirnya lalat itupun bisa kembali terbang dengan
sehat. Maka sekecil apapun sebuah amal apabila kita kerjakan dengan sempurna
dan benar-benar tiada harapan yang muncul pada selain Allah, maka akan
menjadi amal yang sangat besar dihadapan Allah SWT.

*4. Banyak Amal Kebaikan Yang Rahasia*
Mungkin ketika kita mengaji dilingkungan orang banyak maka kita akan mengaji
dengan enaknya, lama dan penuh khidmat, ketika kita shalat berjamaah apalagi
sebagai imam kita akan berusaha khusyu dan lama, tapi apakah hal tersebut
akan kita lakukan dengan kadar yang sama disaat kita beramal sendirian ?
apabila amal kita tetap sama bahkan cenderung lebih baik, lebih lama, lebih
enak dan lebih khusyuk maka itu bisa diharapkan sebagai amalan yang ikhlas.
Namun bila yang terjadi sebaliknya, ada kemungkinan amal kita belumlah
ikhlas.

*5. Tidak membedakan antara bendera, golongan, ras, atau organisasi*
Fitrah manusia adalah ingin mendapatkan pengakuan dan penilaian dari
keberadaannya dan segala aktivitasnya, namun pengakuan dan penilaian
makhluk, baik perorangan, organisasi atau instansi tempat kerja itu relatif
dan akan senantiasa berubah, banyak orang yang pernah dianggap sebagai
pahlawan namun seiring waktu berjalan adakalanya berubah menjadi sosok
penjahat yang patut diwaspadai. Maka tiada penilaian dan pengakuan yang
paling baik dan yang harus senantiasa kita usahakan adalah penilaian dan
pengakuan dari Allah SWT.

Dari Seri Mutiara Al Hikam oleh *Aa Gym.

Wednesday, October 14, 2009

Waspadai Fenomena Negatif FB



Ketika perpecahan keluarga menjadi tontonan yang ditunggu dalam sebuah episode infotainment setiap hari. Ketika aib seseorang ditunggu-tunggu ribuan mata bahkan jutaan dalam berita-berita media massa.

Ketika seorang celebritis dengan bangga menjadikan kehamilannya di luar pernikahan yang sah sebagai ajang sensasi yang ditunggu-tunggu ...’siapa calon bapak si jabang bayi?’

Ada kabar yang lebih menghebohkan, lagi-lagi seorang selebritis yang belum resmi berpisah dengan suaminya, tanpa rasa malu berlibur, berjalan bersama pria lain, dan dengan mudahnya mengolok-olok suaminya.

Mungkin kita bisa berkata ya wajarlah artis, kehidupannya ya seperti itu, penuh sensasi.Kalau perlu dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, aktivitasnya diberitakan dan dinikmati oleh publik.

Ternyata sekarang bukan hanya artis yang bisa seperti itu, sadar atau tidak, ribuan orang sekarang sedang menikmati aktivitasnya apapun diketahui orang, dikomentari orang bahkan mohon maaf ....’dilecehkan’ orang, dan herannya perasaan yang didapat adalah kesenangan.

Fenomena itu bernama facebook, setiap saat para facebooker meng update statusnya agar bisa dinikmati dan dikomentari lainnya. Lupa atau sengaja hal-hal yang semestinya menjadi konsumsi internal keluarga, menjadi kebanggaan di statusnya. Lihat saja beberapa status facebook :

Seorang wanita menuliskan “Hujan-hujan malam-malam sendirian, enaknya ngapain ya.....?”------kemudian puluhan komen bermunculan dari lelaki dan perempuan, bahkan seorang lelaki temannya menuliskan “mau ditemanin? Dijamin puas deh...”

Seorang wanita lainnya menuliskan “ Bangun tidur, badan sakit semua, biasa....habis malam jumat ya begini...:” kemudian komen2 nakal bermunculan. ..

Ada yang menulis “ bete nih di rumah terus, mana misua jauh lagi....”, ----kemudian komen2 pelecehan bermunculan

Ada pula yang komen di wall temannya “ eeeh ini si anu ya ...., yang dulu dekat dengan si itu khan? Aduuh dicariin tuh sama si itu....” ----lupa klu si anu sudah punya suami dan anak-anak yang manis

Yang laki-laki tidak kalah hebat menulis statusnya “habis minum jamu nih...., ada yang mau menerima tantangan ?’----langsung berpuluh2 komen datang

Ada yang hanya menuliskan, “lagi bokek, kagak punya duit...”

Ada juga yang nulis “ mau tidur nih, panas banget...bakal tidur pake dalaman lagi nih”

Dan ribuan status-status yang numpang beken dan ingin ada komen-komen dari lainnya

Dan itu sadar atau tidak sadar dinikmati oleh indera kita, mata kita, telinga kita, bahkan pikiran kita.

Tak ada lagi rasa malu, tertuang semua di halaman tersebut, halaman dunia maya yang menjadikan penikmatnya tak lagi merasa canggung dan malu menulis dan berkomentar karena memang tak ada lagi yang dianggap tabu.

Tak ada pengawasan dari administrator yang menjadikan penikmatnya semakin merasa bebas dan cenderung merasa sah-sah saja apa yang mereka tuliskan.

Ada yang lebih kejam dari sekedar status facebook, dan herannya seakan hilang rasa empati dan sensitifitas dari tiap diri terhadap hal-hal yang semestinya di tutup dan tidak perlu di tampilkan.

Seorang wanita dengan nada guyon mengomentarin foto yang baru sj di upload di albumnya, foto-foto saat SMA dulu setelah berolah raga memakai kaos dan celana pendek.....padahal sebagian besar yang didalam foto tersebut sekarang sudah berjilbab

Ada seorang karyawati mengupload foto temannya yang sekarang sudah bekeluarga, berkehidupan yang bermartabat, yaitu foto saat dulu bersama teman-teman prianya bergandengan dengan ceria....

Ada pula seorang pria meng upload foto seorang wanita mantan kekasihnya dulu yang sedang dalam kondisi sangat seronok padahal kini sang wanita telah berkeluarga dan hidup dengan tenang

Dan fenomena di atas harusnya menjadi pertanda bagi mereka yang mau berpikir, hegemoni ‘kesenangan semu’ dan dibungkus dengan ‘persahabatan fatamorgana’ ditampilkan dengan mudahnya celoteh dan status dalam facebook yang melindas semua tata krama tentang Malu, tentang menjaga Kehormatan Diri dan keluarga.

Arogansi kesenangan semakin menjadi-jadi dengan tanpa merasa bersalah mengungkit kembali aib-aib masa lalu melalui foto-foto yang tidak bermartabat yang semestinya dibuang saja atau disimpan rapat.

Bagi mereka para wanita yang telah merintis jalan yang mereka yakini jauh lebih mulia dengan menutup kehormatannya, menjadi teriris hatinya melihat masa lalunya dibuka dengan penuh senyuman, oleh orang yang mengaku sebagai teman, sebagai sahabat. Sedangkan mereka tak dapat berbuat apa-apa…

Maka jagalah kehormatan diri, jangan tampakkan lagi aib-aib masa lalu.

Maka jagalah kehormatan diri kita, simpan rapat keluh kesah kita, simpan rapat aib-aib diri, jangan bebaskan ‘kesenangan’, ‘gurauan’ membuat kehormatan diri kita luntur tak berbekas...

Source: milist

Friday, September 18, 2009

1000 Kelereng


Makin tua, aku makin menikmati Sabtu pagi. Mungkin karena adanya keheningan sunyi senyap sebab aku yang pertama bangun pagi, atau mungkin juga karena tak terkira gembiraku sebab tak usah masuk kerja. Apapun alasannya, beberapa jam pertama Sabtu pagi amat menyenangkan.

Beberapa minggu yang lalu, aku agak memaksa diriku ke dapur dengan membawa secangkir kopi hangat di satu tangan dan koran pagi itu di tangan lainnya. Apa yang biasa saya lakukan di Sabtu pagi, berubah menjadi saat yang tak terlupakan dalam hidup ini. Begini kisahnya.

Aku keraskan suara radioku untuk mendengarkan suatu acara Bincang-bincang Sabtu Pagi. Aku dengar seseorang agak tua dengan suara emasnya. Ia sedang berbicara mengenai seribu kelereng kepada seseorang di telpon yang dipanggil “Tom”. Aku tergelitik dan duduk ingin mendengarkan apa obrolannya.

“Dengar Tom, kedengarannya kau memang sibuk dengan pekerjamu. Aku yakin mereka menggajimu cukup banyak, tapi kan sangat sayang sekali kau harus meninggalkan rumah dan keluargamu terlalu sering. Sulit kupercaya kok ada anak muda yang harus bekerja 60 atau 70 jam seminggunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk menonton pertunjukan tarian putrimu pun kau tak sempat”.

Ia melanjutkan : “Biar kuceritakan ini, Tom, sesuatu yang membantuku mengatur dan menjaga prioritas apa yang yang harus kulakukan dalam hidupku”.

Lalu mulailah ia menerangkan teori “seribu kelereng” nya.” Begini Tom, suatu hari aku duduk-duduk dan mulai menghiitung-hitung. Kan umumnya orang rata-rata hidup 75 tahun. Ya aku tahu, ada yang lebih dan ada yang kurang, tapi secara rata-rata umumnya kan sekitar 75 tahun. Lalu, aku kalikan 75 ini dengan 52 dan mendapatkan angka 3900 yang merupakan jumlah semua hari Sabtu yang rata-rata dimiliki seseorang selama hidupnya. Sekarang perhatikan benar-benar Tom, aku mau beranjak ke hal yang lebih penting”.

“Tahu tidak, setelah aku berumur 55 tahun baru terpikir olehku semua detail ini”, sambungnya, “dan pada saat itu aku kan sudah melewatkan 2800 hari Sabtu. Aku terbiasa memikirkan, andaikata aku bisa hidup sampai 75 tahun, maka buatku cuma tersisa sekitar 1000 hari Sabtu yang masih bisa kunikmati”.

“Lalu aku pergi ketoko mainan dan membeli tiap butir kelereng yang ada. Aku butuh mengunjungi tiga toko, baru bisa mendapatkan 1000 kelereng itu. Kubawa pulang, kumasukkan dalam sebuah kotak plastik bening besar yang kuletakkan di tempat kerjaku, di samping radio. Setiap Sabtu sejak itu, aku selalu ambil sebutir kelereng dan membuangnya”.

“Aku alami, bahwa dengan mengawasi kelereng-kelereng itu menghilang, aku lebih memfokuskan diri pada hal-hal yang betul-betul penting dalam hidupku. Sungguh, tak ada yang lebih berharga daripada mengamati waktumu di dunia ini menghilang dan berkurang, untuk menolongmu membenahi dan meluruskan segala prioritas hidupmu”.

“Sekarang aku ingin memberikan pesan terakhir sebelum kuputuskan teleponmu dan mengajak keluar istriku tersayang untuk sarapan pagi. Pagi ini, kelereng terakhirku telah kuambil, kukeluarkan dari kotaknya. Aku berfikir, kalau aku sampai bertahan hingga Sabtu yang akan datang, maka Allah telah meberi aku dengan sedikit waktu tambahan ekstra untuk kuhabiskan dengan orang-orang yang kusayangi”.

“Senang sekali bisa berbicara denganmu, Tom. Aku harap kau bisa melewatkan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang kau kasihi, dan aku berharap suatu saat bisa berjumpa denganmu. Selamat pagi!”

Saat dia berhenti, begitu sunyi hening, jatuhnya satu jarumpun bisa terdengar ! Untuk sejenak, bahkan moderator acara itupun membisu. Mungkin ia mau memberi para pendengarnya, kesempatan untuk memikirkan segalanya. Sebenarnya aku sudah merencanakan mau bekerja pagi itu, tetapi aku ganti acara, aku naik ke atas dan membangunkan istriku dengan sebuah kecupan.

“Ayo sayang, kuajak kau dan anak-anak ke luar, pergi sarapan”. “Lho, ada apa ini…?”, tanyanya tersenyum. “Ah, tidak ada apa-apa, tidak ada yang spesial”, jawabku, “Kan sudah cukup lama kita tidak melewatkan hari Sabtu dengan anak-anak ? Oh ya, nanti kita berhenti juga di toko mainan ya? Aku butuh beli kelereng.”

Dari setiap satu kelereng yang telah terbuang, apakah yang telah anda dapatkan ?

Apakah ……..
kesedihan
keraguan
kebosanan
rasa marah
putus asa
hambatan
permusuhan
pesimis
kegagalan ?

ataukah …….
kebahagiaan
kepercayaan
antusias
cinta kasih
motivasi
peluang
persahabatan
optimis
kesuksesan ?

Waktu akan berlalu dengan cepat. Tidak banyak kelereng yang tersisa dalam kantong anda saat ini. Gunakan secara bijak untuk memberikan kebahagiaan yang lebih baik bagi anda sendiri, keluarga, dan lingkungan anda.

Tuesday, August 11, 2009

Jangan Malu Menjadi Orang Aneh



"Dunia memang aneh", Gumam Pak Ustadz

"Apanya yang aneh Pak?" Tanya Penulis yang fakir ini..

"Tidakkah antum (kamu/anda) perhatikan di sekeliling antum, bahwa dunia menjadi terbolak-balik, tuntunan jadi tontonan, tontonan jadi tuntunan, sesuatu yang wajar dan seharusnya dipergunjingkan, sementara perilaku menyimpang dan kurang ajar malah menjadi pemandangan biasa"

"Coba antum rasakan sendiri, nanti Maghrib, antum ke masjid, kenakan pakaian yang paling bagus yang antum miliki, pakai minyak wangi, pakai sorban, lalu antum berjalan kemari, nanti antum ceritakan apa yang antum alami" Kata Pak Ustadz.

Tanpa banyak tanya, penulis melakukan apa yang diperintahkan Pak Ustadz, menjelang maghrib, penulis bersiap dengan mengenakan pakaian dan wewangian dan berjalan menunju masjid yang berjarak sekitar 200 M dari rumah.

Belum setengah perjalanan, penulis berpapasan dengan seorang ibu muda yang sedang jalan-jalan sore sambil menyuapi anaknya"

"Aduh, tumben nih rapi banget, kayak pak ustadz. Mau ke mana, sih?" Tanya ibu muda itu.

Sekilas pertanyaan tadi biasa saja, karena memang kami saling kenal, tapi ketika dikaitkan dengan ucapan Pak Ustadz di atas, menjadi sesuatu yang lain rasanya...

"Kenapa orang yang hendak pergi ke masjid dengan pakaian rapi dan memang semestinya seperti itu dibilang "tumben"?

Kenapa justru orang yang jalan-jalan dan memberi makan anaknya di tengah jalan, di tengah kumandang adzan maghrib menjadi biasa-biasa saja?

Kenapa orang ke masjid dianggap aneh?

Orang yang pergi ke masjid akan terasa "aneh" ketika orang-orang lain justru tengah asik nonton reality show "SUPERSOULMATE" .

Orang ke masjid akan terasa "aneh" ketika melalui kerumunan orang-orang yang sedang ngobrol di pinggir jalan dengan suara lantang seolah meningkahi suara panggilan adzan.

Orang ke masjid terasa "aneh" ketika orang lebih sibuk mencuci motor dan mobilnya yang kotor karena kehujanan.

Ketika hal itu penulis ceritakan ke Pak Ustadz, beliau hanya tersenyum, "Kamu akan banyak menjumpai "keanehan-keanehan" lain di sekitarmu," kata Pak Ustadz.

"Keanehan-keanehan" di sekitar kita?

Cobalah ketika kita datang ke kantor, kita lakukan shalat sunah dhuha, pasti akan nampak "aneh" di tengah orang-orang yang sibuk sarapan, baca koran dan mengobrol.

Cobalah kita shalat dhuhur atau Ashar tepat waktu, akan terasa "aneh", karena masjid masih kosong melompong, akan terasa aneh di tengah-tengah sebuah lingkungan dan teman yang biasa shalat di akhir waktu.

Cobalah berdzikir atau tadabur al Qur'an ba'da shalat, akan terasa aneh di tengah-tengah orang yang tidur mendengkur setelah atau sebelum shalat. Dan makin terasa aneh ketika lampu mushola/masjid harus dimatikan agar tidurnya nyaman dan tidak silau. Orang yang mau shalat malah serasa menumpang di tempat orang tidur, bukan malah sebaliknya, yang tidur itu justru menumpang di tempat shalat. Aneh, bukan?

Cobalah minggu ini shalat Jum'at lebih awal, akan terasa aneh, karena masjid masih kosong, dan baru akan terisi penuh manakala khutbah ke dua menjelang selesai.

Cobalah anda kirim artikel atau tulisan yang berisi nasehat, akan terasa aneh di tengah-tengah kiriman e-mail yang berisi humor, plesetan, asal nimbrung, atau sekedar gue, elu, gue, elu, dan test..test, test saja.

Cobalah baca artikel atau tulisan yang berisi nasehat atau hadits, atau ayat al Qur'an, pasti akan terasa aneh di tengah orang-orang yang membaca artikel-artikel lelucon, lawakan yang tak lucu, berita hot atau lainnya.

Dan masih banyak keanehan-keanehan lainnya, tapi sekali lagi jangan takut menjadi orang "aneh" selama keanehan kita sesuai dengan tuntunan syari'at dan tata nilai serta norma yang benar.

Jangan takut dibilang "tumben" ketika kita pergi ke masjid, dengan pakaian rapi, karena itulah yang benar yang sesuai dengan al Qur'an (Al A'raf:31)

Jangan takut dikatakan "sok alim" ketika kita lakukan shalat dhuha di kantor, wong itu yang lebih baik kok, dari sekedar ngobrol ngalor-ngidul tak karuan.

Jangan takut dikatakan "Sok Rajin" ketika kita shalat tepat pada waktunya, karena memang shalat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya terhadap orang-orang beriman.

"Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (Annisaa:103)

Jangan takut untuk shalat Jum'at/shalat berjama'ah berada di shaf terdepan, karena perintahnya pun bersegeralah. Karena di shaf terdepan itu ada kemuliaan sehingga di jaman Nabi Salallahu'alaihi wassalam para sahabat bisa bertengkar cuma gara-gara memperebutkan berada di shaf depan.

"Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli [1475]. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui". (Al Jumu'ah:9)

Jangan takut kirim artikel berupa nasehat, hadits atau ayat-ayat al Qur'an, karena itu adalah sebagian dari tanggung jawab kita untuk saling menasehati, saling menyeru dalam kebenaran, dan seruan kepada kebenaran adalah sebaik-baik perkataan;

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (Fusshilat:33)

Jangan takut artikel kita tidak dibaca, karena memang demikianlah Allah menciptakan ladang amal bagi kita. Kalau sekali kita menyerukan, sekali kita kirim artikel, lantas semua orang mengikuti apa yang kita serukan, lenyap donk ladang amal kita....

Kalau yang kirim e-mail humor saja, gue/elu saja, test-test saja bisa kirim e-mail setiap hari, kenapa kita mesti risih dan harus berpikir ratusan atau bahkan ribuan kali untuk saling memberi nasehat. Aneh nggak, sih?

Jangan takut dikatain sok pinter, sok menggurui, atau sok tahu. Lha wong itu yang disuruh kok, "sampaikan dariku walau satu ayat" (potongan dari hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 3461 dari hadits Abdullah Ibn Umar).

Jangan takut baca e-mail dari siapapun, selama e-mail itu berisi kebenaran dan bertujuan untuk kebaikan. Kita tidak harus baca e-mail dari orang-orang terkenal, e-mail dari manager atau dari siapapun kalau isinya sekedar dan ala kadarnya saja, atau dari e-mail yang isinya asal kirim saja. Mutiara akan tetap jadi mutiara terlepas dari siapapun pengirimnya. Pun sampah tidak akan pernah menjadi emas, meskipun berasal dari tempat yang mewah sekalipun.

Lakukan "keanehan-keanehan" yang dituntun manhaj dan syari'at yang benar.

Kenakan jilbab dengan teguh dan sempurna, meskipun itu akan serasa aneh ditengah orang-orang yang berbikini dan ber 'you can see'.

Jangan takut mengatakan perkataan yang benar (Al Qur'an & Hadist), meskipun akan terasa aneh ditengah hingar bingarnya bacaan vulgar dan tak bermoral.

Lagian kenapa kita harus takut disebut "orang aneh" atau "manusia langka" jika memang keanehan-keanehan menurut pandangan mereka justru yang akan menyelamatkan kita?

Selamat jadi orang "aneh" yang bersyari'at dan bermanhaj yang benar..

Thursday, July 30, 2009

Matematika Gaji dan Logika Sedekah

Oleh A. Muttaqin


Dalam satu kesempatan tak terduga, saya bertemu pria ini.
Orang-orang biasa memanggilnya Mas Ajy. Saya tertarik dengan falsafah
hidupnya, yang menurut saya, sudah agak jarang di zaman ini, di Jakarta
ini. Dari sinilah perbincangan kami mengalir lancar.

Kami bertemu dalam satu forum pelatihan profesi keguruan yang diprogram
sebuah LSM bekerja sama dengan salah satu departemen di dalam
negeri. Tapi, saya justru mendapat banyak pelajaran bernilai bukan dari
pelatihan itu. Melainkan dari pria ini.

Saya menduga ia berasal dari kelas sosial terpandang dan mapan.Karena
penampilannya rapih, menarik dan wajah yang tampan. Namun tidak
seperti yang saya duga, Mas Ajy berasal dari keluarga yang pas-pasan. Jauh
dari mapan. Sungguh kontras kenyataan hidup yang dialaminya dengan
sikap hidup yang dijalaninya. Sangat jelas saya lihat dan saya pahami dari
beberapa kali perbincangan yang kami bangun.

Satu kali kami bicara tentang penghasilan sebagai guru. Bertukar informasi
dan memperbandingkan nasib kami satu dengan yang lain, satu
sekolah dengan sekolah lainnya. Kami bercerita tentang dapur kami
masing-masing. Hampir tidak ada perbedaan mencolok. Kami sama-sama
bernasib “guru” yang katanya pahlawan tanpa tanda jasa. Yang membedakan
sangat mencolok antara saya dan Mas Ajy adalah sikap hidupnya yang amat
berbudi. Darinya saya tahu hakikat nilai di balik materi.

Penghasilannya sebulan sebagai guru kontrak tidak logis untuk membiayai
seorang isteri dan dua orang putra-putrinya. Dia juga masih memiliki
tanggungan seorang adik yang harus dihantarkannya hingga selesai SMA. Sering
pula Mas Ajy menggenapi belanja kedua ibu bapaknya yang tak lagi
berpenghasilan. Menurutnya, hitungan matematika gajinya barulah bisa
mencukupi untuk hidup sederhana apabila gajinya dikalikan 3 kali dari jumlah
yang diterimanya.

“Tapi, hidup kita tidak seluruhnya matematika dan angka-angka. Ada dimensi
non matematis dan di luar angka-angka logis.” “Maksud Mas Ajy gimana, aku
nggak ngerti?” “Ya, kalau kita hanya tertuju pada gaji, kita akan menjadi
orang pelit. Individualis. Bahkan bisa jadi tamak, loba. Karena berapapun
sebenarnya nilai gaji setiap orang, dia tidak akan pernah merasa cukup. Lalu
dia akan berkata, bagaimana mau sedekah, untuk kita saja kurang.”

“Kenyataannya memang begitu kan Mas?”, kata saya mengiayakan. “Mana mungkin
dengan gaji sebesar itu, kita bisa hidup tenang, bisa sedekah. Bisa
berbagi.” Saya mencoba menegaskan pernyataan awalnya. “Ya, karena kita masih
menggunakan pola pikir matematis. Cobalah keluar dari medium itu. Oke,
sakarang jawab pertanyaan saya. Kita punya uang sepuluh ribu. Makan bakso
enam ribu. Es campur tiga ribu. Yang seribu kita berikan pada pengemis,
berapa sisa uang kita?” “Tidak ada. Habis.” jawab saya spontan.

“Tapi saya jawab masih ada. Kita masih memiliki sisa seribu rupiah. Dan
seribu rupiah itu abadi. Bahkan memancing rezeki yang tidak terduga.”

Saya mencoba mencerna lebih dalam penjelasannya. Saya agak tercenung pada
jawaban pasti yang dilontarkannya. Bagaimana mungkin
masih tersisa uang seribu rupiah? Dari mana sisanya?

“Mas, bagaimana bisa. Uang yang terakhir seribu rupiah itu, kan sudah
diberikan pada pengemis “, saya tak sabar untuk mendapat jawabannya.

“Ya memang habis, karena kita masih memakai logika matematis. Tapi cobalah
tinggalkan pola pikir itu dan beralihlah pada logika sedekah. Uang yang
seribu itu dinikmati pengemis. Jangan salah, bisa jadi puluhan lontaran doa’
keberkahan untuk kita keluar dari mulut pengemis itu atas pemberian kita.
Itu baru satu pengemis. Bagaimana jika kita memberikannya lebih. Itu dicatat
malaikat dan didengar Allah. Itu menjadi sedekah kita pada Allah dan menjadi
penolong di akhirat. Sesungguhnya yang seribu itulah milik kita. Yang abadi.
Sementara nilai bakso dan es campur itu, ujung-ujungnya masuk WC.”

Subhanallah. Saya hanya terpaku mendapat jawaban yang dilontarkannya.
Sebegitu dalam penghayatannya atas sedekah melalui contoh kecil yang hidup
di tengah-tengah kita yang sering terlupakan. Sedekah memang berat. Sedekah
menurutnya hanya sanggup dilakukan oleh orang yang telah merasa cukup, bukan
orang kaya. Orang yang berlimpah harta tapi tidak mau sedekah, hakikatnya
sebagai orang miskin sebab ia merasa masih kurang serta sayang untuk memberi
dan berbagi.

Penekanan arti keberkahan sedekah diutarakannya lebih panjang melalui pola
hubungan anak dan orang tua. Dalam obrolannya, Mas Ajy seperti ingin
menggarisbawahi, bahwa berapapun nilai yang kita keluarkan untuk mencukupi
kebutuhan orang tua, belum bisa membayar lunas jasa-jasanya. Air susunya,
dekapannya, buaiannya, kecupan sayangnya dan sejagat haru biru perasaanya.
Tetapi di saat bersamaan, semakin banyak nilai yang dibayar untuk itu, Allah
akan menggantinya berlipat-lipat.

“Terus, gimana caranya Mas, agar bisa menyeimbangkan nilai metematis dengan
dimensi sedekah itu?”.

“Pertama, ingat, sedekah tidak akan membuat orang jadi miskin, tapi
sebaliknya menjadikan ia kaya. Kedua, jangan terikat dengan keterbatasan
gaji, tapi percayalah pada keluasan rizki. Ketiga, lihatlah ke bawah, jangan
lihat ke atas. Dan yang terakhir, padukanlah nilai qona’ah, ridha dan
syukur”. Saya semakin tertegun

Dalam hati kecil, saya meraba semua garis hidup yang telah saya habiskan.
Terlalu jauh jarak saya dengan Mas Ajy. Terlalu kerdil selama ini pandangan
saya tentang materi. Ada keterbungkaman yang lama saya rasakan di dada.
Seolah-oleh semua penjelasan yang dilontarkannya menutup rapat egoisme
kecongkakan saya dan membukakan perlahan-lahan kesadaran batin yang telah
lama diabaikan. Ya Allah saya mendapatkan satu untai mutiara melalui
pertemuan ini. Saya ingin segera pulang dan mencari butir-butir mutiara lain
yang masih berserak dan belum sempat saya kumpulkan.

***

Sepulang berjamaah saya membuka kembali Al-Qur’an. Telah beberapa waktu saya
acuhkan. Ada getaran seolah menarik saya untuk meraih dan membukanya.
Spontan saya buka sekenanya. Saya terperanjat, sedetik saya ingat Mas Ajy.
Allah mengingatkan saya kembali:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya)
lagi Maha Mengetahui.” (Terjemah QS. Al-Baqarah [2] 261)

Tuesday, July 14, 2009

Mulutmu adalah Pakumu

Pernah ada anak lelaki dengan watak buruk. Mulutnya sering menyakiti
dan menyinggung orang lain. Ayahnya memberi dia sekantung penuh paku,
dan menyuruh memaku satu batang paku di pagar pekarangan setiap kali
dia kehilangan kesabarannya atau berselisih paham dengan orang lain.

Hari pertama dia memaku 37 batang di pagar.
Pada minggu-minggu berikutnya dia belajar untuk menahan diri, dan
jumlah paku yang dipakainya berkurang dari hari ke hari.
Dia mendapatkan bahwa lebih gampang menahan diri daripada memaku di pagar.

Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi memaku sebatang paku
pun dan dengan gembira disampaikannya hal itu kepada ayahnya.

Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap hari
bila dia berhasil menahan diri/bersabar.
Hari-hari berlalu dan akhirnya tiba harinya dia bisa menyampaikan
kepada ayahnya
bahwa semua paku sudah tercabut dari pagar.

Sang ayah membawa anaknya ke pagar dan berkata:
"Anakku, kamu sudah berlaku baik, tetapi coba lihat betapa banyak
lubang yang ada di pagar."

Pagar ini tidak akan kembali seperti semula.
Kalau kamu berselisih paham atau bertengkar dengan orang lain, hal
itu selalu meninggalkan luka seperti pada pagar.

Kau bisa menusukkan pisau di punggung orang dan mencabutnya kembali,
tetapi akan meninggalkan luka.
Tak peduli berapa kali kau meminta maaf/menyesal, lukanya tinggal.
Luka melalui ucapan sama perihnya seperti luka fisik.
Kawan-kawan adalah perhiasan yang langka.
Mereka membuatmu tertawa dan memberimu semangat.
Mereka bersedia mendengarkan jika itu kau perlukan, mereka menunjang
dan membuka hatimu.
Tunjukkanlah kepada teman-temanmu betapa kau menyukai mereka.

Tuesday, June 23, 2009

HIZB/ AMALAN-AMALAN YANG SESUAI ALQUR'AN DAN ASSUNNAH UNTUK MEMBENTENGI DIRI DARI SIHIR, AINUN HASAD/ MATA DENGKI, GANGGUAN JIN, SYAITAN DLL.

By: Ahmad Saikhu

1. Kuatkan iman, ikhlaskan niat, luruskan Aqidah dan murnikan tauhid dari
segala bentuk kesyirikan baik syirik kecil/sughro maupun syirik besar/kubro
dengan menjauhi sifat Sum'ah, Iri dengki, Ujub,Takabbur, Fasiq Riya dan
membuang dan tidak bergantung kepada benda-benda yang tidak bermanfaat dan
menganggap bertuah benda karena merupakan perbuatan syirik seperti segala
jenis jimat, wifk, keris, cincin bertuah dan juga tidak mendatangi Dukun,
Kahin, Peramal/Aaraf, Paranormal dll.

2. Beribadahlah sesuai tuntunan RasuluLLah dan menjauhi segala bentuk
bid'ah baik dalam dzikir maupun ibadah mahdhoh yang lain.

3. Jagalah ketaatan pada Allah dan jauhi kemaksiatan.

4. Peliharalah shalat Fardlu/wajib & usahakan tepat waktu serta berjamaah
bagi lk2 dan di tambah dengan shalat-shalat sunnah/nawafil
seperti shalat dhuha, tahajjud/qiyyamul lail, witir, dan shalat-shalat
sunnah rawatib.

5. Perbanyaklah membaca Alqur'an setiap hari, malam hari terutama dan lebih
afdhal disertai artinya dan tafsirnya untuk mentadabburinya.

6. Persempit Jalan syaitan dengan memperbanyak puasa sunnah (senin-kamis,
ayyamul bidh 3 hari per bulan tgl 13,14 dan 15, puasa sunnah daud).

7. Basahi lidah dengan banyak dzikir, istighfar, tasbih, tahmid, takbir,
tahlil, shalawat dll setiap saat.

8. Jagalah dzikir AlMatsurat Kubra/Sughra Imam AsSyahid Hasan AlBanna dan
dzikir yang bersumber dari Alqur'an dan Assunnah setiap pagi dan petang
(ba'da maghrib dan shubuh).

9. Bekali diri dengan banyak mengikuti majleis ta'lim,halaqah-halaqah
tarbiyyah dan kajian islam yang manhaji sesuai sunnah yang membahas
pentingnya Tauhid dan pemahaman Aqidah yang lurus/shahih sesuai Ulama
salafus shalih, Tazkiyatun nafs/pembersihan jiwa, membaca buku-buku
keislaman, sering konsultasi, membaca kitab hadist, sirah nabawiyah dan
sirah para shahabat Rasul, membaca tafsir Alqur'an dan Assunnah.

10. Hindari kebiasaan melamun, mengkhayal, pikiran-pikiran yang membuat
terlalu gelisah, sedih, marah, takut, tertekan, putus asa dll.

11. Carilah dan pertahankan untuk selalu bersama teman/orang-orang yang
Shalih, keislaman terjaga, wara', tawadhu', semangat untuk mencari ilmu
agama dan senantiasa berda'wah.

12. Sering-seringlah berMuhasabah/instrospeksi diri diikuti dengan Taubatan
Nasuha dan Istighfar pada Allah SWT.

13. Usahakan selalu dalam keadaan suci/berwudlu.

14. Bersihkan rumah kita dari gambar-gambar makhluk hidup, photo-photo,
patung-patung, lonceng, musik-musik maksiat, anjing, gambar salib dan
isilah rumah kita dengan memperbanyak shalat sunnah, membaca Alqur'an, atau
menyetel kaset murottal qur'an .

15. Bacalah Do'a-do'a setiap memulai atau mengakhiri pekerjaan seperti do'a
masuk-keluar toilet, mau tidur, makan, masuk-keluar masjid, berkumpul
dengan istri, masuk keluar rumah dll.

16. Bacalah : Laa ilaa Ha illallaahu wahdaHu Laa syarii kalaHu, LaHul mulku
walaHul hamdu waHuwa 'alaa kulli syain qodiir... Ba'da Shubuh 100 x dan
Ba'da Maghib 10 x. Kalau nanti terasa ada getaran, ditusuk-tusuk, dada
berdebar, ada sesuatu yang berjalan ditubuh, mual, pusing atau terasa
ngantuk terus lanjutkan dan lawan dengan terus membaca sambil
mencabut-cabut tempat-tempat yang sakit seperti mencabut sesuatu.

17. Setiap selesai shalat Fardhu bacalah ayat Qursi 1x, AlIkhlas 3x,
AlFalaq 3x dan AnNas 3x. Bacalah Istighfar, Tasbih 33x, Tahmid 33 x, Takbir
33x. Dan genapkan 100 dengan kalimah do'a diatas.

18. Bacalah "A'udzubikalimatiLlahi Tammati Min Sarri Ma Kholaq",
"BismiLLahi La yadhurru ma'asmihi Sya'iun fil ardhi wa la fissama'I
wahuwa sami'ul 'Aliim" 3x setiap pagi dan petang.

19. Berwudlu sebelum tidur kemudian bersihkan dan rapikan tempat tidur
dengan sulak atau yg lain. Bacalah ayat Qursi 1x, Angkatlah kedua telapak
tangan seperti berdo'a dan bacalah AlIkhlas 3x, AlFalaq 3x, AnNas 3x
kemudian tiupkan telapak tangan dan usapkan ke seluruh tubuh. Bacalah Do'a
sebelum tidur. Kemudian berbaringkan kesebelah kanan dan teruslah berdzikir
sampai tertidur.

20. Jadikan Sabar dan Shalat sebagai penolongmu serta Tawakkal dan berserah
diri secara total kepada Allah SWT.


Maraji' :
Kitab Wiqayatul Insan Minal Jinni Wassyaithan, AsSharim Bathar, Tahsin
AlBait MinaShyaithan oleh Syaih Wahid Salam Bali, Kitab Hisnul
Muslim,Penyembuhan dengan AlQur'an dan Assunnah oleh Syaih Said Wahf
AlQhahtani, Seni Berjampi-Sehat Jiwa Raga Cara Islam Abdullah bin
Abdul Aziz bin Abdullah/Pen. Ustadz Anis Matta,Lc, Manual Book VCD
Ruqyah Syar'iyyah oleh Ustadz H. Riyadh Rosyad, Manual Book kaset
Ruqyah Ustadz Fadlan Abu Yassir,Lc dll.

Team Klinik Ruhani Batam: Syafruddin: 08127032624,Ibnu AlHaitan:
085264010691, Ahmad Saikhu:08127739691/0819234434

RUQYAH SYAR'IYYAH (ATTIBBUN NABAWI)

By: Ahmad Saikhu

Firman Allah : "Jikalau Allah menimpakan bahaya (penyakit) kepadamu maka
tidak ada yang dapat menghalanginya selain Dia dan jikalau Allah
menghendaki kebaikan untukmu maka tidak ada yang dapat menghalangiNya,
kebaikan itu diberikan olehNya kepada orang yang dikehendaki dari
hamba-hambaNya. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. Yunus:
107)

"Setiap penyakit itu ada obatnya, jika tepat obatnya maka penyakit
akan sembuh dengan izin Allah 'Azza wa Jalla" (HR. Muslim).

"Sesungguhnya Allah Ta'ala tidaklah menurunkan suatu penyakit,
kecuali Allah telah menurunkan pula obatnya, baik obat yang telah
diketahui oleh orang maupun yang belum diketahuinya, kecuali mati"
(HR. Al-Hakim)

"Berobatlah wahai hamba-hamba Allah karena sesungguhnya Allah tidaklah
menurunkan suatu penyakit, kecuali telah diturunkan pula obatnya, selain
penyakit yang satu yaitu penyakit tua (pikun)"
(HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim).

Arti ruqyah

Ar-ruqa adalah jama' dari Ruqbatun artinya mantera atau jampi-jampi
yang di gunakan untuk mengobati orang yang terkena sakit/musibah,
misalnya orang terkena penyakit panas, kemasukan jin atau penyakit-penyakit
lainnya.

Jenis-jenis Ruqyah

Ruqyah juga di sebut azimah, terdiri atas dua macam: Yang bebas dari
unsur syirik (Ruqyah Syar'iyyah) dan yang tidak lepas dari unsur
syirik (Ruqyah Syirkiyyah).

- Ruqyah Syar'iyyah yaitu dengan membacakan kepada si sakit sebagian
ayat-ayat Al-Qur'an dan Do'a-do'a yang ma'tsur atau di mohonkan
perlindungan untuknya dengan Asma' dan Sifat Allah. Hal ini di bolehkan
karena Nabi shallallahu'alaihi wa sallam telah me-ruqyah (menjampi) dan
beliau memerintahkan untuk me-ruqyah serta membolehkannya.

- Ruqyah Syirkiyyah yaitu Ruqyah yg di dalamnya terdapat permohonan
pertolongan kepada selain Allah yaitu dengan berdo'a kepada selain Allah,
meminta pertolongan dan berlindung kepadanya, misalnya me-ruqyah dengan
nama-nama jin, atau nama-nama malaikat para nabi dan orang-orang shalih.
Hal ini termasuk berdo'a kepada selain Allah, dan ia adalah syirik besar.
termasuk ruqyah jenis ini adalah dilakukan dengan selain bahasa arab atau
yang tidak dipahami maknanya, sebab di takutkan kemasukan unsur kekufuran
atau kesyirikan sedang ia tidak mengetahuinya. Ruqyah jenis ini adalah
ruqyah yang dilarang.

Syarat-syarat di perbolehkannya Ruqyah

As-Suyuthi berkata: "Para ulama sepakat tentang di bolehkannya ruqyah
bila memenuhi tiga syarat.

Pertama, hendaknya dilakukan dengan kalamullah (Al-Qur'an),do'a-do'a
dari RasuluLlah yang ma'tsur atau dengan Asma' dan SifatNya.

Kedua, Hendaknya dengan bahasa arab dan diketahui maknanya .

Ketiga, hendaknya di yakini bahwa ruqyah itu tidak berpengaruh dengan
sendirinya, tetapi dengan takdir Allah Ta'ala.

Caranya, hendaknya di bacakan kemudian di hembuskan kepada si sakit atau
dibacakan di air kemudian air itu di minumkan kepada si sakit, sebagaimana
disebutkan dalam hadis Tsabit bin Qais: "Bahwasanya Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam mengambil tanah dari bathan lalu di letakkannya di gelas
kemudian beliau menyemburkan air padanya dan menuangkannya di atasnya."(HR.
Abu Daud. lihat. At-Tauhid)

Dalil-dalil tentang Ruqyah.

1. Dalil Alqur'an :

"Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang dzalim selain kerugian." (QS Al Isra':82)

"Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan,
sedang Al Qur'an itu suatu kegelapan bagi mereka" (QS Fuslihat:44)

"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk
serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QSYunus:57)

Ibnul Qayyim berkata:" Alqur'an adalah penyembuh yang paling sempurna
bagi semua penyakit dunia dan akherat. (Za'adul Ma'ad Jilid IV, hal 6
dan 352)

2. Dalil AsSunnah :

Dari Auf bin Malik ia berkata: "Kami diruqyah ketika masa jahiliyah, lalu
kami tanyakan, "Wahai Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam,
bagaimana pendapat baginda tentang hal itu?" Maka beliau bersabda:
"Perlihatkanlah ruqyah kalian kepadaku, tidak mengapa ruqyah selama tidak
mengandung syirik."(HR. Muslim)

"Hadits dari A'isyah: Bahwasanya Nabi saw apabila berbaring ditempat tidur
maka Ia gabungkan kedua telapak tanganNya, kemudian ditiupkan pada keduanya
sambil membaca "Al Muawwidzat" (Al Ikhlas, Al Falaq dan Annas) lalu beliau
mengusapkan kedua telapak tangan mulai dari bagian kepala, bagian muka dan
bagian depan badan hingga tubuh yang dapat dijangkau . Beliau kerjakan tiga
kali. A'isyah berkata: "Tatkala aku merasa sakit maka beliau menyuruh aku
mengerjakan seperti ini" (HR.
Bukhari-Muslim)

"Hadits dari A'isyah: Bahwasanya Nabi saw apabila ada seorang merasa
tubuhnya ada yang sakit maka beliau meletakkan ibu jariNya pada tanah
kemudian diangkatnya sambil membacakan doa: "BismIIlahi turbatu ardhinaa
Biriiqoti ba'dhinaa Yusqoobihi saqiimunaa Bi-izni robbinaa"
(HR. Bukhari dan Muslim)

"Hadits dari A'isyah: Bahwasanya Nabi saw pernah mendoakan salah satu
keluarganya yang sakit dengan meletakkan tangan kanannya (pada tubuh yang
sakit) sambil membaca: "Allahumma robbannaas Azhibil baas Isyfi
antasysyafii Laa syifaa-a illaa syifaauka Syifaa-an laa yugoodiru
saqoman" (HR. Bukhari dan Muslim)

Malaikat Jibril pernah meruqyah RasuluLLah SAW : " Wahai Muhammad
apakah engkau mengeluh dari suatu penyakit?. RasuluLlah SAW menjawab:"
Ya,". Maka Jibril pun berkata: "Dengan nama ALLAH aku meruqyahmu dari
segala sesuatu yang mengganggumu, dari kejahatan setiap jiwa atau mata
yang dendam. Semoga ALLAH menyembuhkanmu. Dengan nama ALLAH akau
meruqyahmu" (HR. Muslim)

"Dari Aisyah RA:Adalah Nabi SAW, jika mengeluh dari suatu penyakit, ia
menjampi dirinya dan meniup (seluruh badannya). Jika rasa sakitnya
bertambah keras, maka akulah yang menjampinya lalu mengusap (badannya)
dengan tangan kannnya utk mengharapkan berkahnya". (HR Muslim)

"Dari Aisyah RA:"RasuluLLah memerintahkan aku berlindung dari 'Ain
dengan Ruqyah" (HR Muslim)

Dan lain-lain dalil tentang Ruqyah dari RasuluLLah SAW yang tidak bisa
kami sebutkan satu per satu.

Mengapa Harus Ruqyah Syar'iyyah ?

1. Islam sebagai agama yang sempurna memberikan alternatif pengobatan
yang sesuai syariat yang jauh dari kesyirikan. (QS AnNisa:48,116)
2. Sebagai salah satu dari rahasia ALLAH yaitu sarana da'wah yang efektif
terutama meluruskan Aqidah ummat, memberantas penyakit TBK (Takhayyul,
Bid'ah dan Khurafat) dengan memberantas segala jenis Jimat, Wifk, Rajah dan
ketergantungan kepada benda-benda yg dianggap bertuah yang lain. (QS
AnNahl:36)
3. Ruqyah adalah Sunnah Nabi dengan mengambil dalil-dalil diatas.
4. Karena sekarang dendam telah merajalela dan banyaknya penyakit yang
disebabkabkan oleh 'Ainul Hasad.
5. Karena kita sering lalai dari berdzikir dan mengingat ALLAH di setiap
keadaan karena bnayaknya sarana-sarana ma'siat.
6. Karena Ruqyah ini penting utk mengobati orang-orang yang menderita
berbagai macam penyakit. RasuluLLah SAW bersabda: " Sebagian besar ummatku
mati karena setelah qadha dan qadhar-penyakit 'Ain" (Shahihul Jami':4022)
7. Karena sekarang banyak peluang dari Iblis dan tentaranya (Syaitan,
Jin) untuk menguasai manusia.
8. Karena Ruqyah dan Dzikir merupakan pengobatan yang terbaik bagi semua
bentuk penyakit kejiwaan yang sekarang di derita banyak orang.
9. Karena hasil dari pengobatan ini lebih terjamin dengan izin ALLAH SWT.

Jenis-Jenis Gangguan Jin dan Penyebab-penyebabnya.

Gangguan Phisik
1. Pusing-pusing sebagian atau keseluruhan, leher berat atau kaku.
2. Nyeri, berat atau terasa panas pada bagian persendian-persendian
tertentu.
3. Dada sesak atau panas.
4. Sakit pada perut atau ulu hati.
5. Gangguan sekitar rahim, prostat, ginjal.
6. Pandangan mata terasa kabur
7. Mendengkur keras ketika tidur atau terdengar bunyi gigi beradu ketika
tidur
8. Memiliki kekuatan fisik yang luar biasa
9. Dll.

Gangguan Kejiwaan/ Pikiran
1. Mudah/Sering marah atau tersinggung
2. Bingung dan sulit konsentrasi
3. Sering bermimpi yang menakutkan dikejar-kejar sesuatu dan tidak
menyenangkan.
4. Sering bermimpi bertemu dengan hewan-hewan seperti Ular, Harimau dll.
5. Ketika tidur sering merasa ketindihan dan tdk bisa bergerak /berteriak.
6. Sering bermimpi bertemu dengan orang yang selalu sama.
7. Sering merasa gelisah, Resah, Takut dan minder.
8. Sulit untuk tidur atau kebanyakan tidur.
9. Malas beraktifitas dalam kebaikan.
10. Sering berprasngka buruk dan was-was.
11. Merasa ada bisikan-bisikan di hati dan di telinga.
12. Pernah/Sering mendengar letusan diatap rumah, bunyi kran air yang
dipermainkan, bunyi gedor-gedor tembok/pintu di malam hari.
13. Sering bisa menebak peristiwa yang akan terjadi.
14. Bisa melihat makhluk (benda) yang orang lain tidak bisa melihat.

Gangguan Dalam Ibadah
1. Sering lupa jumlah Raka'at shalat.
2. Terasa berat, mengantuk setiap berdzikir atau membaca Alqur'an atau
hadir di Majelis pengajian.
3. Sering sulit bangun pagi/shubuh.
4. Sering mersa batal sehabis berwudlu
5. Sering tidak yakin ketika wudlu, mandi jinabat dan was-was ketika
shalat.
6. Dll

Gangguan pada Aktifitas Kita
1. Terhalang rejeki dan sering gagal dalam usaha.
2. Terhalang mendapatkan jodoh
3. Terhalang mendapatkan keturunan.
4. Dijauhi rekan-rekan dan di benci.
5. Dll

Gangguan pada Benda
1. Merusak mesin seperti mobil, motor, mesin pabrik dll
2. Terasa angker pada pohon shg tidak bisa di tebang, tanah tidak bisa di
cangkul dll.
3. Dll

Penyebab-Penyebab Gangguan.

Dari internal (Dari Dalam) :
1. Pagar-pagar penjaga rumah yang ditaman di sekita pekarangan rumah.
2. Jimat-jimat atau rajah yang di gantung di rumah atau tempat usaha
3. Jimat-jimat seperti Rompi, Ikat Kepala, Ikat pinggang, Kain Kafan, Besi
Kuningan, Keris bertuah, Rajah yg dimasukkan di dompet, topi, pulpen dll
4. Jimat-jimat dalam bentuk benda pusaka seperti Cincin Akik, Keris,
Patung, Topeng, Gambar bernyawa dll.
5. Amalan atau wirid yang tidak ada contoh dari RasuluLlah berdasarkan
hadist yang shahih.
6. Ilmu kadigdayan,kanoragan tenaga dalam yang di peroleh melalui susuk
yang dimasukkan, pernafasan, Wirid bacaan tertentu dll.
7. Banyaknya maksiat yang dilanggar.
8. dll

Dari External (Luar) :
1. Pelet, Santet, sirep, Gendam, Tenung, Teluh dan sihir-sihir yang lain.
2. Ainul Hasad (pandangan mata yang dengki) dan Nafsul Hasad (Jiwa yang iri
dengki)
3. Dijadikan tumbal
4. dll.

Saturday, June 20, 2009

4 RAHASIA SUKSES

Berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, saya dipertemukan dengan hamba-Nya yang satu ini. Beliau adalah seorang leader yang selalu mengayomi, memberikan bimbingan, semangat, inspirasi, ide dan gagasan segar. Beliau seorang pemimpin yang mampu menggerakkan ratusan hingga ribuan anak buahnya. Beliau seorang guru yang memiliki lautan ilmu, yang selalu siap ditimba oleh anak-anaknya dan bagai tiada pernah habis.

Saat ini beliau memiliki berbagai macam bidang usaha, di antaranya sebagai supplier dan distribusi alat dan produk kesehatan, puluhan hektar tambak, puluhan hektar ladang, berpuluh rumah kos, ruko, stand penjualan di mall, apartemen dan lain-lain. Pernah saya mencoba menghitung, penghasilan beliau bisa mencapai Rp 1 Milyar per bulannya. Sebuah pencapaian luar biasa bagi saya dan kebanyakan orang lain.

Pertemuan antara saya dan beliau yang saya ceritakan di bawah ini terjadi beberapa tahun yang lalu, di saat penghasilan beliau masih berkisar Rp 200 juta per bulan. Bagi saya, angka ini pun sudah bukan main dahsyatnya. Sengaja saya tidak menyebutkan namanya, karena cerita ini saya publish belum mendapatkan ijin dari beliau. Kita ambil wisdomnya saja ya.

Suatu hari, terjadilah dialog antara saya dengan beliau di serambi sebuah hotel di Bandung . Saya ingat, beliau berpesan bahwa beliau senang ditanya. Kalau ditanya, maka akan dijelaskan panjang lebar. Tapi kalau kita diam, maka beliau pun akan "tidur". Jadilah saya berpikir untuk selalu mengajaknya ngobrol. Bertanya apa saja yang bisa saya tanyakan.

Sampai akhirnya saya bertanya secara asal, "Pak, Anda saat ini kan bisa dibilang sukses. Paling tidak, lebih sukses daripada orang lain. Lalu menurut Anda, apa yang menjadi rahasia kesuksesan Anda?"

Tak dinyana beliau menjawab pertanyaan ini dengan serius.

" Ada empat hal yang harus Anda perhatikan," begitu beliau memulai penjelasannya.

RAHASIA PERTAMA

"Pertama. Jangan lupakan orang tuamu, khususnya ibumu. Karena ibu adalah orang yang melahirkan kita ke muka bumi ini. Mulai dari mengandung 9 bulan lebih, itu sangat berat. Ibu melahirkan kita dengan susah payah, sakit sekali, nyawa taruhannya. Surga di bawah telapak kaki ibu. Ibu bagaikan pengeran katon (Tuhan yang kelihatan).

Banyak orang sekarang yang salah. Para guru dan kyai dicium tangannya, sementara kepada ibunya tidak pernah. Para guru dan kyai dipuja dan dielukan, diberi sumbangan materi jutaan rupiah, dibuatkan rumah; namun ibunya sendiri di rumah dibiarkan atau diberi materi tapi sedikit sekali. Banyak orang yang memberangkatkan haji guru atau kyainya, padahal ibunya sendiri belum dihajikan. Itu terbalik.

Pesan Nabi : Ibumu, ibumu, ibumu... baru kemudian ayahmu dan gurumu.
Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua. Kumpulkan seribu ulama untuk berdoa. Maka doa ibumu jauh lebih mustajabah." Beliau mengambil napas sejenak.

RAHASIA KEDUA

"Kemudian yang kedua," beliau melanjutkan. "Banyaklah memberi. Banyaklah bersedekah. Allah berjanji membalas setiap uang yang kita keluarkan itu dengan berlipat ganda. Sedekah mampu mengalahkan angin. Sedekah bisa mengalahkan besi. Sedekah membersihkan harta dan hati kita. Sedekah melepaskan kita dari marabahaya. Allah mungkin membalas sedekah kita dengan rejeki yang banyak, kesehatan, terhindarkan kita dari bahaya, keluarga yang baik, ilmu, kesempatan, dan lain-lain..

Jangan sepelekan bila ada pengemis datang meminta-minta kepadamu. Karena saat itulah sebenarnya Anda dibukakan pintu rejeki. Beri pengemis itu dengan pemberian yang baik dan sikap yang baik. Kalau punya uang kertas, lebih baik memberinya dengan uang kertas, bukan uang logam. Pilihkan lembar uang kertas yang masih bagus, bukan yang sudah lecek. Pegang dengan dua tangan, lalu ulurkan dengan sikap hormat kalau perlu sambil menunduk (menghormat) . Pengemis yang Anda beri dengan cara seperti itu, akan terketuk hatinya, 'Belum pernah ada orang yang memberi dan menghargaiku seperti ini.' Maka terucap atau tidak, dia akan mendoakan Anda dengan kelimpahan rejeki, kesehatan dan kebahagiaan..

Banyak orang yang keliru dengan menolak pengemis yang mendatanginya, bahkan ada pula yang menghardiknya. Perbuatan itu sama saja dengan menutup pintu rejekinya sendiri.

Dalam kesempatan lain, ketika saya berjalan-jalan dengan beliau, beliau jelas mempraktekkan apa yang diucapkannya itu. Memberi pengemis dengan selembar uang ribuan yang masih bagus dan memberikannya dengan dua tangan sambil sedikit membungkuk hormat. Saya lihat pengemis itu memang berbinar dan betapa berterima kasihnya.

RAHASIA KETIGA

"Allah berjanji memberikan rejeki kepada kita dari jalan yang tidak disangka-sangka, " begitu beliau mengawali penjelasannya untuk rahasia ketiganya. "Tapi sedikit orang yang tahu, bagaimana caranya supaya itu cepat terjadi? Kebanyakan orang hanya menunggu. Padahal itu ada jalannya."

"Benar di Al Quran ada satu ayat yang kira-kira artinya : Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya diadakan-Nya jalan keluar baginya dan memberinya rejeki dari jalan/pintu yang tidak diduga-duga" , saya menimpali (QS Ath Thalaq 2-3).

"Nah, ingin tahu caranya bagaimana agar kita mendapatkan rejeki yang tidak diduga-duga? ," tanya beliau.

"Ya, bagaimana caranya?" jawab saya. Saya pikir cukup dengan bertaqwa, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka Allah akan mengirim rejeki itu datang untuk kita.

"Banyaklah menolong orang. Kalau ada orang yang butuh pertolongan, kalau ketemu orang yang kesulitan, langsung Anda bantu!" jawaban beliau ini membuat saya berpikir keras. "Saat seperti itulah, Anda menjadi rejeki yang tidak disangka-sangka bagi orang itu. Maka tentu balasannya adalah Allah akan memberikan kepadamu rejeki yang tidak disangka-sangka pula."

"Walau pun itu orang kaya?" tanya saya.

"Ya, walau itu orang kaya, suatu saat dia pun butuh bantuan.. Mungkin dompetnya hilang, mungkin ban mobilnya bocor, atau apa saja. Maka jika Anda temui itu dan Anda bisa menolongnya, segera bantulah."

"Walau itu orang yang berpura-pura? Sekarang kan banyak orang jalan kaki, datang ke rumah kita, pura-pura minta sumbangan rumah ibadah, atau pura-pura belum makan, tapi ternyata cuma bohongan. Sumbangan yang katanya untuk rumah ibadah, sebenarnya dia makan sendiri," saya bertanya lagi.

"Ya walau orang itu cuma berpura-pura seperti itu," jawab beliau. "Kalau Anda tanya, sebenarnya dia pun tidak suka melakukan kebohongan itu. Dia itu sudah frustasi karena tidak bisa bekerja atau tidak punya pekerjaan yang benar. Dia itu butuh makan, namun sudah buntu pikirannya.. Akhirnya itulah yang bisa dia lakukan. Soal itu nanti, serahkan pada Allah. Allah yang menghakimi perbuatannya, dan Allah yang membalas niat dan pemberian Anda."

RAHASIA KEEMPAT

Wah, makin menarik, nih. Saya manggut-manggut. . Sebenarnya saya tidak menyangka kalau pertanyaan asal-asalan saya tadi berbuah jawaban yang begitu serius dan panjang. Sekarang tinggal satu rahasia lagi, dari empat rahasia seperti yang dikatakan beliau sebelumnya...

"Yang keempat nih, Mas," beliau memulai. "Jangan mempermainkan wanita".

Hm... ini membuat saya berpikir keras. Apa maksudnya. Apakah kita membuat janji dengan teman wanita, lalu tidak kita tepati? Atau jangan biarkan wanita menunggu? Seperti di film-film saja.

"Maksudnya begini. Anda kan punya istri, atau suami. Itu adalah pasangan hidup Anda, baik di saat susah maupun senang. Ketika Anda pergi meninggalkan rumah untuk mencari nafkah, dia di rumah menunggu dan berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan Anda. Dia ikut besama Anda di kala Anda susah, penghasilan yang pas-pasan, makan dan pakaian seadanya, dia mendampingi Anda dan mendukung segala usaha Anda untuk berhasil."

"Lalu?" saya tak sabar untuk tahu kelanjutan maksudnya.

"Banyak orang yang kemudian ketika sukses, uangnya banyak, punya jabatan, lalu menikah lagi. Atau mulai bermain wanita (atau bermain pria, bagi yang perempuan). Baik menikah lagi secara terang-terangan, apalagi diam-diam, itu menyakiti hati pasangan hidup Anda. Ingat, pasangan hidup yang dulu mendampingi Anda di kala susah, mendukung dan berdoa untuk kesuksesan Anda.. Namun ketika Anda mendapatkan sukses itu, Anda meninggalkannya. Atau Anda menduakannya. "

Oh.... pelajaran monogami nih, pikir saya dalam hati.

"Banyak orang yang lupa hal itu. Begitu sudah jadi orang besar, uangnya banyak, lalu cari istri lagi. Menikah lagi. Rumah tangganya jadi kacau. Ketika merasa ditinggalkan, pasangan hidupnya menjadi tidak rela. Akhirnya uangnya habis untuk biaya sana-sini. Banyak orang yang jatuh karena hal seperti ini. Dia lupa bahwa pasangan hidupnya itu sebenarnya ikut punya andil dalam kesuksesan dirinya," beliau melanjutkan.

Hal ini saya buktikan sendiri, setiap saya datang ke rumahnya yang di Waru Sidoarjo, saya menjumpai beliau punya 1 istri, 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan.

Perbincangan ini ditutup ketika kemudian ada tamu yang datang....

Friday, June 19, 2009

Setan & Sholat Subuh di Masjid

Seorang pria bangun pagi2 buta utk sholat subuh di Masjid.

Dia berpakaian, berwudhu dan berjalan menuju masjid.

ditengah jalan menuju masjid, pria tsb jatuh dan pakaiannya kotor.

Dia bangkit, membersihkan bajunya, dan pulang kembali kerumah. Di rumah, dia berganti baju, berwudhu, dan, LAGI, berjalan menuju masjid.

Dlm perjalanan kembali ke masjid, dia jatuh lagi di tempat yg sama!
Dia, sekali lagi, bangkit, membersihkan dirinya dan kembali kerumah.
Dirumah, dia, sekali lagi, berganti baju, berwudhu dan berjalan menuju masjid.

Di tengah jalan menuju masjid, dia bertemu seorang pria yg memegang lampu.
Dia menanyakan identitas pria tsb, dan pria itu menjawab "Saya melihat anda jatuh 2 kali di perjalanan menuju masjid, jadi saya bawakan lampu untuk menerangi jalan anda.' Pria pertama mengucapkan terima kasih dan mereka berdua berjalan ke masjid.

Saat sampai di masjid, pria pertama bertanya kepada pria yang membawa lampu untuk masuk dan sholat subuh bersamanya.
Pria kedua menolak.
Pria pertama mengajak lagi hingga berkali2 dan, lagi, jawabannya sama.
Pria pertama bertanya, kenapa menolak untuk masuk dan sholat. Pria kedua menjawab,
Aku adalah Setan (devil/ evil)


Pria itu terkejut dgn jawaban pria kedua.
Setan kemudian menjelaskan, 'Saya melihat kamu berjalan ke masjid, dan sayalah yg membuat kamu terjatuh. Ketika kamu pulang ke rumah, membersihkan badan dan kembali ke masjid, Allah memaafkan semua dosa2mu.
Saya membuatmu jatuh kedua kalinya, dan bahkan itupun tidak membuatmu merubah pikiran untuk tinggal dirumah saja, kamu tetap memutuskan kembali masjid.

Karena hal itu, Allah memaafkan dosa2 seluruh anggota keluargamu.
Saya KHAWATIR jika saya membuat mu jatuh utk ketiga kalinya, jangan2 Allah akan memaafkan dosa2 seluruh penduduk desamu, jadi saya harus memastikan bahwa anda sampai dimasjid dgn selamat..'

Jadi, jangan pernah biarkan Setan mendapatkan keuntungan dari setiap aksinya.
Jangan melepaskan sebuah niat baik yg hendak kamu lakukan karena kamu tidak pernah tau ganjaran yg akan kamu dapatkan dari segala kesulitan yg kamu temui dalam usahamu utk melaksanakan niat baik tersebut .

Kejujuran Iblis

Dari Muadz bin Jabal dari Ibn Abbas:

Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah: "Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? sebab kalian akan membutuhkanku. "

Rasulullah bersabda:"Tahukah kalian siapa yang memanggil? "

Kami menjawab: "Allah dan rasulNya yang lebih tahu."

Beliau melanjutkan, "itu iblis, laknat Allah bersamanya. "

Umar bin Khattab berkata: "izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah"

Nabi menahannya:"
Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik."

Ibnu Abbas RA berkata: pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang
kakek yang cacat satu matanya. di janggutnya terdapat 7 helai rambut
seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti
bibir sapi.

Iblis berkata: "Salam untukmu Muhammad,... . salam untukmu para
hadirin..."

Rasulullah SAW lalu menjawab: Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu? "

Iblis menjawab: "Wahai
Muhammad, aku datang ke sini bukan atas
kemauanku, namun karena terpaksa."

"Siapa yang memaksamu? "

"Seorang malaikat utusan Allah mendatangiku dan berkata:
"Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri. Beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. Jawabalah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin. "
oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatupun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh."

Orang Yang Dibenci Iblis

Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis: "Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?"

Iblis segera menjawab: "Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci."

"Siapa selanjutnya? "

"Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT."

"lalu siapa lagi?"

"Orang Aliim dan wara' (Loyal) "

"Lalu siapa lagi?"

"Orang yang selalu bersuci."

"Siapa lagi?"

"Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepda orang lain."

"apa tanda kesabarannya? "

"Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang -orang yang
sabar."

"Selanjutnya apa?"

"Orang kaya yang bersyukur."

"apa tanda kesyukurannya? "

"Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya."

"Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?"

"Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam."

"Umar bin Khattab?"

"Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur."

"Usman bin Affan?"

"Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya."

"Ali bin Abi Thalib?"

"Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia
melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan
itu." (Ali bin
Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)

Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis

"Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?"

"aku merasa panas dingin dan gemetar."

"Kenapa?"

"Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah
mengangkatnya 1 derajat."

"Jika seorang umatku berpuasa? "

"Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka."

"Jika ia berhaji?"

"Aku seperti orang gila."

"Jika ia membaca al-Quran? "

"Aku merasa meleleh laksana timah diatas api."

"Jika ia bersedekah? "

"Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji."

"mengapa bisa begitu?"

"sebab dalam sedekah ada 4
keuntungan baginya. yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya."

"apa yang dapat mematahkan pinggang mu?"

"suara kuda perang di jalan Allah."

"Apa yang dapat melelehkan tubuhmu? "

"taubat orang yang bertaubat."

"apa yang dapat membakar hatimu? "

"istighfar di waktu siang dan malam."

"Apa yang dapat mencoreng wajahmu? "

"sedekah yang diam - diam."

"Apa yang dapat menusuk matamu? "

"Shalat fajar."

"Apa yang dapat memukul kepalamu? "

"Shalat berjamaah. "

"Apa yang paling mengganggumu? "

"Majelis para ulama."

"bagaimana cara makanmu? "

"dengan tangan kiri
dan jariku."

"dimanakah kau menaungi anak - anakmu di musim panas?"

"di bawah kuku manusia. "

Manusia Yang Menjadi Teman Iblis

Nabi lalu bertanya : "Siapa temanmu wahai Iblis?"

"Pemakan riba."

"Siapa sahabatmu? "

"Pezina."

"Siapa teman tidurmu? "

"Pemabuk."

"Siapa tamumu? "

"Pencuri."

"Siapa utusanmu? "

"Tukang sihir."

"Apa yang membuatmu gembira? "

"Bersumpah dengan cerai. "

"Siapa kekasihmu? "

"Orang yang meninggalkan shalat jumaat"

"Siapa manusia yang paling membahagiakan mu?"

"orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja. "

Iblis Tidak Berdaya Di hadapan Orang Yang Ikhlas

Rasulullah SAW lalu bersabda : "Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu ."

Iblis segera menimpali:"tidak, tidak... tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir.
Bagaimana kau bisa berbahagia dengan umatmu, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak bisa melihatku.
Demi yang menciptakan diriku dan memberikan ku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua.
Baikyang bodoh, atau yang pintar,yang bisa membaca dan tidak bisa
membaca, yang durjana dan yang shaleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas."

"Siapa orang yang ikhlas menurutmu? "

"Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas.
Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjunang, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku. "

Iblis Dibantu oleh 70.000 anak - anaknya

Tahukah kamu Muhammad, bahwa aku mempunyai 70.000 anak. Dan setiap anak memiliki 70.000 syaithan.

Sebagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama. Sebagian untuk menggangu anak - anak muda, sebagian untuk menganggu orang-orang tua, sebagian untuk menggangu wanta - wanita tua, sebagian anak -anakku juga aku tugaskan kepada para Zahid.

Aku punya anak ynag suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada shalat berjamaah. tanpanya, manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjamaah.

aku punya anak yang suka menaburkan sesuatu di mata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur dan pahalanya terhapus.

Aku punya anak yang senang berada di lidah manusia, jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia beberkan kepada manusia, maka 99% pahalanya akan terhapus.

Pada setiap seorang wanita yang berjalan, anakku dan syaithan duduk di pinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya.

Syaithan juga berkata,"keluarkan tanganmu", lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaithan pun menghiasi kukunya.

mereka, anak - anakku selalu meyusup dan berubah dari satu kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu yang lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka.

Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa.

Tahukah kamu, Muhammad? bahwa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh seketika.
Aku terus menggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.

Cara Iblis Menggoda

Tahukah kau Muhammad, dusta berasal dari diriku?

Akulah mahluk pertama yang berdusta.

Pendusta adalah sahabatku. barangsiapa bersumpa h dengan berdusta, ia kekasihku.

Tahukah kau Muhammad?

Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah bahwa aku benar - benar menasihatinya.

Sumpah dusta adalah kegemaranku.

Ghibah (gosip) dan Namimah (Adu domba) kesenanganku.

Kesaksian palsu kegembiraanku.

Orang yang bersumpah untuk menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan walaupun ia benar. sebab barang siapa membiasakan dengan kata - kata cerai, isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat. jadi semua anak - anak zina dan ia masuk neraka hanya karena satu kalimat, CERAI.

Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka mengulur ulur shalat. Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, aku bisikan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia manundanya hingga ia melaksanakan shalat di luar waktu, maka shalat itu dipukulkannya kemukanya.

Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia shalat. Namun aku bisikkan ke telinganya 'lihat kiri dan kananmu', ia pun menoleh. pada saat itu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya serta aku katakan 'shalatmu tidak sah'

Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan dipukul.

Jika ia shalat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. ia pun shalat seperti ayam yang mematuk beras.

jika ia berhasil mengalahkanku dan ia shalat berjamaah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkannya sebelum imam.

Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan dirubah menjadi wajah keledai.

Jika ia berhasil mengalahkan ku, aku tiup hidungnya hingga ia menguap dalam shalat. Jika ia tidak menutup mulutnya ketika menguap, syaithan akan masuk ke dalam dirinya, dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia.

Dan iapun semakin taat padaku.

Kebahagiaan apa untukmu, sedang aku memerintahkan orang miskin agar meninggalkan shalat. aku katakan padanya, 'kamu tidak wajib shalat, shalat hanya wajib untuk orang yang berkecukupan dan sehat. orang sakit dan miskin tidak, jika kehidupanmu telah berubah baru kau shalat.'

Ia pun mati dalam kekafiran. Jika ia mati sambil meninggalkan shalat maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan.

Wahai Muhammad, jika aku berdusta Allah akan menjadikanku debu.

Wahai Muhammad, apakah kau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari islam?"

10 Permintaan Iblis kepada Allah SWT

"berapa yang kau pinta dari Tuhanmu?
"

"10 macam"

"apa saja?"

"aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak
manusia, Allah mengizinkan. Allah berfirman, "berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan. " (QS Al-Isra :64)

Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba, aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.

Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah, maka setan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaithan.

aku minta agar bisa ikut bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal.

aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku.

aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku.

Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai Quranku.

Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku.

Aku minta agar Allah memberikanku saudara , maka Ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.

Allah berfirman, "Orang -orang boros adalah saudara - saudara
syaithan. " (QS Al-Isra : 27)

Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku.

dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia.

Allah menjawab, "silahkan", aku bangga dengan hal itu hingga hari iamat. sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.

Iblis berkata : "wahai muhammad, aku tak bisa menyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikan dan menggoda. "

jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun.

sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang menyampaikan amanah.

jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini.

kau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan sengsara.

Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.

Rasulullah SAW lalu membaca ayat :"mereka akan terus berselisih
kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT" (QS Hud :118 - 119)
juga membaca, "Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku" (QS Al-Ahzab : 38)

Iblis lalu berkata: "wahai Rasul Allah takdir telah ditentukan dan
pena takdir telah kering. Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul, pemimpin penduduk
surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin mahluk - mahluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. aku si celaka yang
terusir, ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. dan aku tak
berbohong."