Thursday, August 18, 2011

Pengemis Yahudi Buta & Nabi Muhammad SAW



Telah kita ketahui bersama bahwa nabi Muhammad memiliki sifat yg sangat mulia. Dan beliau adalah pribadi yang sangat suka menolong orang lain, nah pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan bagaimana kemuliaan nabi muhammad ketika ia berhadapan dengan seorang pengemis yahudi buta yg selalu menghinanya.

Alkisah, hiduplah Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi ia lalui dengan selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya".

Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang Beliau SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah Itu?",tanya Abubakar r.a. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha.

Ke esokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "siapakah kamu ?". Abubakar r.a menjawab, "aku orang yang biasa". "Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.

Nah inilah kisah itu sobat, dari kisah di atas kita bisa mengambil hikmah, bahwa setiap perbuatan yg kurang menyenangkan yg kita dapatkan dari orang lain bukan menjadi alasan bagi kita untuk memusuhi orang tersebut. Allah SWT berfirman, secara singkatnya begini, berdakwalah kejalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasehat yg baik dan lawanlah mereka yg tidak menyukaimu dengan cara yg baik pula.

Source: milis

Thursday, August 11, 2011

Behitung Pahala Tilawah Di Bulan Mega Bonus



Di bulan Ramadhan ini kita diminta oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa dengan ihtisaban seperti dalam sabdanya, “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuhi keimanan dan ihtisaban, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” Ihtisaban maksudnya penuh perhitungan. Berhitung seperti seorang pedagang mengkalkulasi berapa keuntungan yang ingin didapat dari dagangannya. Kenapa Rasulullah SAW meminta kita berhitung dalam berpuasa di bulan Ramadhan? Karena Ramadhan bulan mega bonus!

Rasulullah SAW menjelaskan, “Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, namun tidak mengamalkannya, Allah mencatat baginya satu pahala kebaikan sempurna. Orang yang meniatkan sebuah kebaikan lalu mengamalkannya, Allah mencatat pahala baginya 10 sampai 700 kali lipat banyaknya.”

Menurut penelitian Imam an-Nasafi yang dicatatkan dalam kitab Majmu Al-Ulum Wa Mathli’u An-Nujum dan dikutip Imam Ibn Arabi dalam mukaddimah Al-Futuhuat Al-Ilahiyah, Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 114 surah, 6.236 ayat, dan 1.027.000 huruf. Jadi, jika berhasil mengkhatamkan tilawah Al-Qur’an sekali saja, kita akan dapat pahala sebesar 1.027.000 x 700 = 718.900.000.

Rasulullah SAW memberi batas bawah bagi seorang muslim dalam hal tilawah adalah minimal khatam Al-Qur’an sekali dalam sebulan. Tapi, muslim yang cerdas tentu tidak merasa cukup Cuma khatam sekali di bulan Ramadhan. Kalau cuma sekali ya rugi karena tidak beda dengan bulan-bulan yang lain. Jadi, harus bisa khatam lebih dari dua kali.
Terlebih lagi ketika Lailatul Qadar. Jangan sampai tidak tilawah di malam itu. Allah SWT menyatakan bahwa nilai Lailatul Qadar lebih baik daripada 1.000 bulan atau setara dengan 354.000 kali malam biasa. “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan.”

Berapa pahala yang bisa kita peroleh jika membaca 1 juz Al-Quran pada saat Lailatul Qadar? Jika kita asumsikan jumlah huruf dalam setiap juz sama, maka angkanya kira-kira 1.027.000 : 30 = 34.233 huruf. Jumlah potensi pahala yang bisa kita dapat di malam itu adalah 34.233 x 700 x 354.000 = 8.482.937.400.000. Subhanallah, angkanya triliunan!

Surat Al-Qadr turun karena suatu saat Rasulullah SAW menceritakan kepada para sahabat tentang seseorang dari Bani Israil yang berjuang fii sabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Laki-laki itu selalu beribadah pada malam hari hingga pagi dan di siang harinya berjihad memerangi musuh.

Para sahabat kagum sekaligus iri kepada lelaki itu. Allah memberi kesempatan kepada lelaki itu selama 1.000 bulan untuk konsisten beribadah dan berjihad. Sementara, para sahabat banyak yang masuk Islam pada umur tidak muda lagi. Sementara potensi usia hidup umat Nabi Muhammad SAW hanya 60 tahun. Jadi, para sahabat merasa tidak mungkin menyamai ibadah yang dilakukan oleh lelaki dari Bani Israil yang diceritakan Rasulullah SAW.

Allah Maha Adil. Allah SWT memberikan Lailatul Qadar kepada umat Nabi Muhammad SAW. Jika kita beribadah saat Lailatul Qadar, Allah SWT menggandakan nilainya menjadi 354.000 kali lipat. Tilawah satu juz dapat pahala 8.482.937.400.000. Kalau 3 juz, 25.448.812.200.000! Maka merugilah orang yang tidak memperbanyak tilawah saat Lailatul Qadar.

Disarikan dari: dakwatuna.com

Tuesday, August 9, 2011

Hindari Api Neraka Meski dengan Separuh Kurma


RASULULLAH SAW bersabda, “Setiap orang pasti akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat. Saat itu tidak ada penerjemah antara keduanya. Dia melihat ke arah kanannya dan tidak menjumpai apa pun kecuali amal perbuatan yang selama ini diperbuat. Lalu dia melihat ke arah kirinya dan dia juga tidak menjumpai ap apun kecuali amal yang telah dia perbuat. Selanjutnya dia melihat ke arah depan dan dia tidak melihat apa pun kecuali api di hadapan wajahnya. Maka jauhilah api neraka walaupun hanya dengan separuh kurma.”

Lihatlah keagungan berinfak. Separuh buah kurma dapat menyelamatkan setiap muslim dari api neraka. Sampai-sampai seandainya tidak memiliki apa pun kecuali hanya sebuah kurma, kita harus membelahnya menjadi dua. Dimakan setengahnya dan setengahnya lagi diinfakkan kepada fakir miskin.

Perhatikanlah baik-baik, separuh buah kurma ternyata dapat menghindari dari kobaran api neraka. Benar, ada kesempatan yang dapat menyelamatkan dari api Jahannam yang kita semua berusaha untuk menghindarinya.

Jika demikian, apalagi yang ditunggu? Marilah kita berinfak! Sedekahkanlah barang yang paling disukai. Allah SWT berfirman: Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, sesungguhnya Allah Mengetahui." (QS Ali Imran: 92).

Oleh karena itu, jangan biarkan satu hari pun berlalu kecuali telah berinfak. Ketahuilah, di sana ada segolongan umat manusia yang ketika telah berlalu satu hari dari mereka, dan mereka belum sempat berinfak, maka mereka pun merasa sedih.

Akan tetapi, di sisi lain kita juga mendapati segolongan manusia lainnya yang membiarkan waktu mereka berlalu begitu saja, satu bulan, dua bulan, bahkan hingga satu atau dua tahun. Mereka sedikitpun tidak pernah menyedekahkan harta mereka. Allah SWT berfirman: Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih." (QS At Taubah: 34).

Dari Anas bin Malik RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya sedekah dapat memendam kemarahan Tuhanmu dan menghindarkan dari kematian yang jelek." (HR At Tirmidzi).

Oleh karena itu, jika dalam satu hari kita berbuat dosa, bersedekahlah, Jika suatu saat menyimpang dari ketaatan, bersedekahlah!

Source: okezone